Bisnis.com, JAKARTA – Hyundai menghadapi tantangan dari pelemahan mata uang Korea Selatan, won terhadap mata uang Jepang, yen.
"Pelemahan ini diperkirakan akan menjadi tantangan terbesar bagi produsen mobil Korea Selatan tahun depan, karena mereka bersaing dengan Jepang," kata Lee Bo-sung, seorang direktur think tank, Global Business Intelligence Centre, dikutip dari Reuters, Senin (11/12/2017).
Dia mengatakan, selisih harga antara mobil Korea dan Jepang sudah menyempit karena penurunan yen. Sebagai contoh, sedan Sonata Hyundai 10% lebih murah dari Accord Honda di AS pada 2011 dan hanya berjarak 2% tahun ini.
Baca Juga
Pelemahan yen dan keuntungan yang lebih tinggi juga memungkinkan pembuat mobil Jepang meningkatkan investasi dan meraih pangsa pasar di China dan pasar negara berkembang lainnya.
Hyundai Motor telah melihat laba bersihnya turun hampir sepertiga sepanjang tahun ini, dan tengah berupaya untuk menggapai target penjualan kendaraan tahunan, setelah gagal memposisikan konsumen beralih ke kendaraan SUV (sport utility vehicle) dan sebuah perselisihan diplomatik dengan Beijing yang melanda produk buatan Korea.
Hyundai Motor mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya akan meluncurkan tiga SUV tahun depan di Amerika Serikat, yakni Santa Fe yang telah didesain ulang, the Kona, dan Tucson, untuk menghidupkan kembali momentum penjualannya. Di China tahun depan, Hyundai dan Kia berencana untuk merilis tiga SUV kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel