Bisnis.com, MUNICH--Bayerische Motoren Werke atau BMW AG mengalokasikan dana riset dan pengembangan dalam 3 tahun ke depan sebesar 5,5%--6% atau lebih dari 5 miliar euro atau sekitar Rp75 triliun.
Sebagai perbandingan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI menganggarkan dana penelitian sepanjang 2017 sebesar Rp1,4 triliun atau kurang 2% (1,86%) dari dana riset dan pengembangan perusahaan otomotif asal Jerman yang didirikan pada 1916 oleh Franz Josef Popp.
Adapun, anggaran belanja kesehatan dalam APBN 2017 tercatat Rp104 triliun.
Chief Financial Officer BMW AG Nicolas Peter mengatakan tingginya belanja riset dan pengembangan hingga 2019 untuk mengimbangi tingginya biaya investasi yang bakal dikeluarkan perusahaan.
"Pada tahun lalu biaya riset dan pengembangan sekitar 5% atau berkisar 5 miliar euro. Untuk 3 tahun ke depan, biaya riset berkisar 5,5%--6%," ujarnya seperti dikutip Reuters, Rabu (28/6/2017).
Pada kuartal I/2017 margin keuntungan BMW AG tercatat turun dari 9,4% menjadi 9%. Kendati demikian, BMW membukukan kenaikan permintaan tahun ini dengan pembaharuan 5-series.
Pada periode itu, perusahaan itu membukukan pendapatan sebelum pajak sebesar 2,65 miliar euro. Sebelumnya, analis menyebutkan laba perusahaan kuartal pertama tahun ini di kisaran 1,45 miliar euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel