Bisnis.com, JAKARTA - BMW Group Indonesia berharap aturan pemerintah mengenai restrukturisasi pajak berdasarkan emisi kendaraan (low carbon emission vehicle/LCEV) dapat segera rampung. Pasalnya, insentif dalam bentuk fiskal terbukti ampuh untuk meransang penjualan mobil berbahan bakar energi baru terbarukan.
Karen Lim, President Director BMW Group Indonesia, mengatakan penjualan mobil BMW berbahan bakar minyak dan energi baru terbarukan atau hybrid di Belanda naik 50% dengan dukungan dari pemerintah.
“Di Indonesia saya belum bisa melihat akan seberapa jauh dampak restrukturisasi pajak [mobil hybrid], karena regulasinya belum menentukan besaran insentif yang akan diberikan,” katanya kepada Bisnis usai acara penyerahan kunci mobil hybrid BMW i8 Protonic Red Edition edisi terbatas di Jakarta pada Kamis (20/4/2017).
Selain Belanda, Jerman, Swedia, dan sejumlah negara lain juga menerapkan hal serupa. Negara-negara tersebut bukan hanya memberikan insentif fiskal, tetapi juga non-fiskal, seperti pembangunan infrastruktur pengisian daya, serta jalur dan area parkir khusus.
Dengan dukungan dari pemerintah di masing-masing negara, BMW Group sepanjang 2016 membukukan penjualan 100.000 unit mobil hybrid dan berbahan bakar listrik sepenuhnya di seluruh dunia. Tahun ini pabrikan mobil asal Jerman ini menargetkan setidaknya dapat menjual dengan jumlah yang sama dengan tahun lalu.
Karen menilai Indonesia memiliki potensi serupa. Animo masyarakat sejak perusahaan mengenalkan i8 sebagai mobil konsep berteknologi hybrid pada ajang otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 terus meningkat.
Model tersebut kemudian dikenalkan sebagai mobil yang siap diproduksi secara masal pada Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) tahun lalu. Mobil ini ditawarkan dengan harga Rp3,5 miliar dan sudah tersedia di seluruh gerai penjualan BMW mulai bulan ini.
Hingga saat ini mobil tersebut sudah terjual tiga unit, dengan satu di antaranya adalah edisi terbatas yang hanya akan ada satu di setiap negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
