Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepeda Motor Listrik Belum Cocok untuk Pasar Indonesia

Seiring pertumbuhan yang semakin pesat sepeda motor dengan teknologi lebih ramah lingkungan seperti sepeda motor listrik diharapakan segara hadir, tetapi mayoritas pabrikan menganggap kendaraan tersebut belum cocok bagi pasar di Indonesia
Motor listrik di pameran. Belum Cocok untuk pasar Indonesia/Istimewa
Motor listrik di pameran. Belum Cocok untuk pasar Indonesia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Seiring pertumbuhan yang semakin pesat sepeda motor dengan teknologi lebih ramah lingkungan seperti sepeda motor listrik diharapakan segara hadir, tetapi mayoritas pabrikan menganggap kendaraan tersebut belum cocok bagi pasar di Indonesia.

Melihat potensi pasar sepeda motor di Indonesia yang besar, seharusnya pengembangan teknologi sepeda motor listrik bisa dipercepat. Mengapa tidak, sejak 2010 Asean Automotive Federation (AFF) mencatat pasar sepeda motor Indonesia telah menembus 7 juta unit lebih.

Sebagai gambaran, pada 2010 mencapai 7,398 juta unit, 2011 mencapai 8,043 juta unit, 2012 sebanyak 7,14 juta unit dan 2013 mencapai 7,77 juta unit. Pada periode Januari-November 2014 sudah tercatat 7,347 juta unit dengan target mencapai 7,8 juta hingga 7,9 juta hingga tutup tahun.

Pada 2010 tampaknya menjadi tahun dengan kenaikan yang cukup pesat karena pada 2009 hanya mampu menembus 5,8 juta unit. Raihan tersebut pun menjadikan Indonesia penguasa pasar sepeda motor di Asia Tenggara. Bahkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebut, pada 2017 pasar akan menembus 10 juta unit.

General Marketing and Sales Two Wheels PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yohan Yahya mengatakan, sepeda motor listrik sangat mungkin dipasarkan di Indonesia mengingat kesadaran akan tingkat emisi yang semakin besar dan pertumbuhan ekonomi yang terus menanjak. Namun hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Sebabnya, dari segi infrastruktur fasilitas penunjang seperti tempat pengisian tenaga sulit dibangun. Secara fungsi kendaraan tersebut dinilai tidak memenuhi kemampuan sepeda motor konvensional yang mampu melaju cepat dan menempuh jarak yang relative jauh.

“Apakah minat konsumen sudah masuk ke sana. Dari performa dan fungsi kadang orang butuh yang cepat untuk bawa muatan dan juga gesit bertenaga. Kecuali motor listrik sudah jadi gaya hidup. Banyak orang mempertimbangkan ke sana,” kata Yohan kepada Bisnis, Minggu (21/12).

Yohan menilai, jika sepeda motor listrik saat ini hadir akan memiliki pasar dengan segmentasi yang terbatas. Meski demikian dia menyatakan, pihaknya dalam jangka panjang memiliki rencana untuk mengembangkan sepeda motor listrik di Indonesia.

Deputy Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya menyebut, teknologi sepeda motor listrik masih sangat mahal untuk dihadirkan di Indonesia. Selain itu, permintaan pasar pun dinilainya akan terbatas karena konsumen akan melihat kendaraan tersebut hanya mampu digunakan dalam jarak dekat dengan keterbatasan pengisian energy.

Menurut Thomas, untuk mengembangkan sepeda motor listrik setidaknya dibutuhkan regulasi dan insentif atas teknologi dan pengembangan produk dari pemerintah. Jika pemerintah menghendaki, menurut dia. Honda siap menghadirkan teknologi tersebut. Karena prinsipal Honda sudah memasarkan kendaraan tersebut di Jepang dan China.

“Permintaannya akan terbatas. Pengisian baterai harus mudah. Apakah sepeda motor listrik bisa digunakan untuk jarah jauh atau tidak. Infrastruktur harus mendukung. Ini pasti segmented sekali. Tapi jika pemerintah menghendaki kami siap,” ujar Thomas.

Menurut Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala, meski pasar sepeda motor domestik tumbuh sepeda motor listrik belum cocok untuk pasar dalam negeri. Saat ini teknologi tersebut dinilai masih mahal dan sulit dijangkau oleh sebagian besar konsumen di Indonesia.

Di sisi lain, infrastruktur penunjang pun masih sulit dikembangkan yang dinilainya semakin membuat kendaraan itu kurang diminati. Sigit mengatakan, agar ramah lingkungan saat ini teknologi sepeda motor baru menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper