Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Motor Terus Melandai, Tren Negatif Bakal Berlanjut

Memasuki kuartal IV/2014 pasar sepeda motor terus melandai dan tidak menembus angka psikologis 700.000 unit per bulan, tren negatif tersebut diperkirakan pelaku usaha akan berlanjut hingga tutup tahun
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki kuartal IV/2014 pasar sepeda motor terus melandai dan tidak menembus angka psikologis 700.000 unit per bulan.

Tren negatif tersebut diperkirakan pelaku usaha akan berlanjut hingga tutup tahun.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merilis penjualan secara wholesales sepeda motor pada bulan di akhir kuartal III/2014 sebenarnya memenuhi harapan pelaku usaha yang mencapai 711.057 unit.

Namun, pada Oktober jumlahnya melorot, hanya mencapai 680.642 unit. Pada November penjualan turun lagi menjadi 587.131 unit.

Menurut Ketua Bidang Komersia AISI Sigit Kumala, masalah utama pelemahan pasar pada kuartal terakhir karena daya beli masyarakat yang anjlok pasca kenaikan harga bahan bakar bersubsidi. Hal tersebut jelas mendorong inflasi, sehingga konsumen dinilai cenderung menunda pembelian.

Sigit mengutarakan agen pemegang merek (APM)  berusaha mengurangi wholesales mengingat retailsales yang menyusut. Jika tidak, setok akan menumpuk di diler. Desember penjualan akan kembali menyusut karena waktu produksi, distribusi dan penjualan terpotong hari libur di akhir bulan.

“Penurunan akan berlanjut pada Desember. Penjualan saya rasa di kisaran 500.000-550.000 unit,” kata Sigit.

Deputy Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya mengamini penurunan penjualan akan kembali terjadi pada Desember. Produsen hanya akan melakukan aktifitas produksi dan distribusi hingga minggu ketiga Desember.

Menurut dia, penurunan yang diprediksi akan terjadi pada Desember 2014 merupakan anomali pasar. Biasanya pasar cenderung menanjak di akhir tahun. Daya beli konsumen di kelas pekerja umumnya meningkat karena adanya bonus akhir tahun. Di sisi lain, diler melakukan serangkaian program penjualan berupa promosi untuk kejar target tahunan.

Namun hal tersebut tidak terjadi tahun ini. Bahkan menurut Thomas penurunan pasar pada Desember ada di kisaran 5%-10% dari November.

“Penjualan di dua miggu pertama Desember saya lihat tidak melonjak. Daya beli stagnan bahkan cenderung menurun akibat dampak kenaikan bahan bakar dan kondisi ekonomi global yang cukup terasa,” ujar Thomas.

General Manager Marketing Communication, PR & Community Development PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur mengamini Sigit bahwa penjualan pada Desember hanya berkisar 550.000 unit. Kenaikan harga bahan bakar yang mendorong inflasi, serta nilai tukar rupiah yang terus melemah dan kenaikan BI rate cukup memukul daya beli konsumen.

“Daya beli konsumen khususnya entry level terus menurun seiring pelambatan ekonomi. Karena 50% lebih konsumen membeli sepeda motor di kelas tersebut,” ucap Masykur.

General Marketing and Sales Two Wheels PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yohan Yahya mengatakan pelemahan pasar sudah terlihat pasca Lebaran. Kisruh politik sangat berdampak pada ekonomi masyarakat. Di sisi lain ekonomi global pun mengalami pelambatan yang berakibat pada lesunya sector tambang dan komoditas.

“Sehingga daya beli masyarakat di daerah yang tergantung pada sector tersebut tidak ada,” ujar Yohan.

Menurut Yohan besar kemungkinan lemahnya pasar berlanjut pada awal tahun depan. Konsumen cenderung menunda pembelian karena menunggu kepastian kenaikan upah pasca harga bahan bakar bersubsidi dikatrol.

“Triwulan I/2015 efeknya akan masih terasa. Terkait pelemahan ekonomi global terkadang di luar kehendak kami. Tapi terkait masalah dalam negeri seperti kenaikan harga bahan bakar efeknya paling tiga bulan,” tutur Yohan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper