Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Komponen Otomotif Australia 'Dielus' untuk Relokasi ke RI

Kementerian Perindustrian mengincar sekitar 120 perusahaan komponen otomotif di Australia agar merelokasi pabriknya ke Indonesia. Pasalnya, diperkirakan sekitar 2 tahun lagi sejumlah pabrik tersebut akan tutup.n
Komponen otomotif. Perusahaan Austrlia 'dielus' relokasi ke Indonesia/JIBI
Komponen otomotif. Perusahaan Austrlia 'dielus' relokasi ke Indonesia/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian mengincar sekitar 120 perusahaan komponen otomotif di Australia agar merelokasi pabriknya ke Indonesia. Pasalnya, diperkirakan sekitar 2 tahun lagi sejumlah pabrik tersebut akan tutup.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan dalam kunjungannya ke Australia beberapa waktu lalu, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sekitar 120 perusahaan komponen otomotif di Australia akan tutup dalam waktu dua tahun. Hal ini dilihat oleh Indonesia sebagai sebuah kesempatan untuk bisa menjadi tempat relokasi pabrik perusahaan-perusahaan tersebut.

 “Sebelum diambil oleh Thailand, harus buru-buru kesempatan ini diambil. Kami sudah melihat di sana kuat pada riset dan pengembangan, kami ingin manfaatkan,” kata Budi di Gedung DPR, Selasa (20/5/2014).

Menurutnya, rencana tutupnya pabrik-pabrik komponen otomotif di Australia tersebut disebabkan oleh pasar yang sudah tidak kompetitif lagi. Saat ini, pasar otomotif di Australia hanya 900.000 unit mobil per tahun. Memang tidak jauh dengan di Indonesia, tetapi penduduk di Australia juga tidak sebanyak di Indonesia.

 “Mereka bilang sudah tidak kompetitif, kami mengundang. Kami katakan kalau kami sudah mulai mengekspor komponen ke luar negeri, misalnya Jepang. Targetnya, dalam dua tahun, bisa sepertiga perusahaan di sana relokasi ke Indonesia,” tegas Budi.

Pada sisi lain, PT Akashi Wahana Indonesia, produsen transmisi otomotif, merelokasi pabriknya dari Jakarta Timur ke Karawang dengan alasan sudah sangat padat. Adapun investasinya sekitar Rp90 miliar hanya untuk bangunan pabriiknya saja. Sedangkan untuk peralatan mesinnya, masih menggunakan mesin dari pabrik yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper