Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kendaraan Niaga Lebih Berpeluang Anjlok

Perusahaan otomotif yang bermain di segmen kendaraan niaga merasa bisnis pada tahun ini tak menggairahkan. Bahkan, untuk menyebut target pertumbuhan penjualan saja sulit terucap.

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan otomotif yang bermain di segmen kendaraan niaga merasa bisnis pada tahun ini tak menggairahkan. Bahkan, untuk menyebut target pertumbuhan penjualan saja sulit terucap.

Agen tunggal pemegang merek (ATPM) truk Hino, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menilai market kendaraan niaga lebih berpeluang anjlok ketimbang tumbuh. Belajar dari tahun lalu maka pemicu utamanya aalah pelemahan bisnis sektor pertambangan, khususnnya batu bara.

Direktur Promosi dan Penjualan HMSI Santiko Wardoyo berpendapat penjualan kendaraan komersil sulit tumbuh mengingat  penjualan otomotif nasionalpun diproyeksikan stagnan terhadap 2013.

"Tahun ini, sepertinya pasar kendaraan komersil bisa turun, seperti 2012 ke 2013. Atau setidaknya tak naik. Sebab, Gaikindo juga memproyeksi total pasar otomotif tahun ini tak tumbuh," katanya, di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Saat menyebutkan target penjualan 2014 saja Hino tak mantap. Patokan optimistis HMSI tetap di kisaran 40.000 unit seperti tahun lalu. Padahal, realisasi sales 2013 hanya 34.391 unit alias tak mencapai target. Perolehan ini terbilang stagnan dibanding 2012  sejumlah 34.162 unit.

Banyak tantangan yang menghadang selain pelemahan di sektor pertambangan, seperti pemilu, depresiasi rupiah terhadap dolar AS, tingginya suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi RI. "Saya harapkan setelah pemilu [penjualan] lebih baik," tutur Santiko.

Demi mempertahankan bisnis maka produsen kendaraan niaga menggeser target konsumen utama mereka. Sebelumnya, penjualan terbesar ialah ke sektor pertambangan. Kemudian beralih ke infrastruktur (transportasi, properti, dll) serta logistik alias kargo (khususnya consumer goods).

Sejatinya, penjualan ke sektor pertambangan tak sepenuhnya mandeg, volumenya cuma menyusut. Sebab, kebanyakan perusahaan pertambangan batu bara hanya melakukan penggantian armada bukannya menambah.

Tapi untuk penjualan kendaraan niaga berupa truk ke sektor logistik diyakini tetap tumbuh. Demikian pula bidang infrastruktur sejalan maraknya proyek, baik pemerintah maupun swasta, yang tengah berlangsung.

"Pertambangan banyak yang memakai truk 6x4. Dulu kontribusi penjualan ke pertambangan sekitar 50%, sekarang tinggal 30%. Tahun ini, masih sama sekitar 30% mining, sisanya kargo dan infrastruktur. Kargo khususnnya consumer goods kontribusinya bisa 50%," ucap Santiko.

Pendapat senada dengan Hino dikemukakan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Agen tunggal pemegang merek Isuzu ini menjagokan penjualan ke sektor logistik terutama untuk pengangkutan consumer goods.

"Pada 2013 penjualan ke tambang, khususnya batu bara turun. Kami switch ke infrastruktur dan logistik. Logistik ini juga butuh truk ringan hingga medium," kata Marketing Director Light Commercial Vehicle (LCV) IAMI Supranoto.

Pada tahun-tahun sebelumnya, banyak truk Isuzu tipe 6x4 alias truk medium dipakai untuk kegiatan pertambangan mencapai 90% tapi sekarang tinggal 20% saja. Isuzu mencatat  market medium truk secara nasional turun 11,5% menjadi 28.999 unit pada 2013 secara year-on-year.

Tren serupa dialami kendaraan segmen light truck, penjualannya anjlok tipis sekitar 0,4% secara nasional. Sepanjang 2013, lalu produk ini terjual 110.191 unit, pada 2012 jumlahnya mencapai 111.520 unit.

"Medium truk turun karena sebelumnya sebagian besar dipakai untuk pertambangan, tapi kan bisnis  pertambangan batu bara turun. Jadi, perusahaan tambang menghentikan pembelian," tutur Supranoto.

Sepanjang 2013, IAMI mengumpulkan penjualan sejumlah 31.527 unit. Untuk tahun ini Isuzu mematok pertumbuhan sales sekitar 12% menjadi kisaran 35.500 unit.

"Terhadap pasar nasional kendaraan niaga untuk segmen light truck kami targetkan market share meluas jadi 20% dari 18% pada 2013. Sedangkan di truk medium dari 11,5% kami harapkan menjadi 15%," ucap General Marketing IAMI Edy J. Oekasah.

Di sisi lain, Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menilai pasar kendaraan komersil tetap berpeluang tumbuh. "Kendaraan niaga seperti pikap dan truk masih bisa tumbuh sejalan dengan pertumbuhan perekonomian. Untuk kabin ganda juga berpotensi naik," katanya.

Wholesales Kendaraan Komersil Januari - Desember 2013

---------------------------------------------------------------------

Segmen                                     Jumlah (Unit)

Pikap                                            204.313

Minibus & Mikrobus                       22.226

Light Truck & Light Bus               111.091

Truck & Bus Segment                 17.204

Heavy Truck                               15.273

Sumber: Gaikindo, diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper