Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komponen Otomotif, Produsen Didorong Tingkatkan Kemitraan

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan kemitraan produsen komponen otomotif dengan pebisnis lokal. Terdapat beberapa skema kerja sama yang bisa dijalin secara business to business (b to b).
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan kemitraan produsen komponen otomotif dengan pebisnis lokal. Terdapat beberapa skema kerja sama yang bisa dijalin secara business to business (b to b).

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (Dirjen IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan kemitraan tersebut bisa dilakukan dari sisi kepemilikan, suplai bahan baku, hingga proses manufaktur.

"Kami [Kemenperin] mendorong kerja sama b to b dari produsen komponen tier 2 dan 3 agar menggandeng mitra lokal. Bisa kerja sama untuk kepemilikannya, suplai, teknik, bisnis, manufaktur, serta supply chain," ujarnya, Jumat (6/12/2013)

Peningkatan kerja sama dengan pebisnis dalam negeri bertujuan untuk memperkuat daya saing industri komponen nasional saat perdagangan bebas Asean mulai 2015, khususnya industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah, imbuh Budi, melalui program mobil ramah lingkungan harga terjangkau (LCGC).

Hingga 5 tahun ke depan ditargetkan ada tambahan 500 perusahaan komponen baru. Masing-masing perusahaan membawa investasi sedikitnya US$20 juta, artinya total investasi yang akan masuk mencapai US$10 miliar (sekitar Rp110 triliun).

"Target saya nanti akan ada 2.000 perusahaan komponen [ada tambahan 500 perusahaan] dari posisi sekarang 1.500 perusahaan. Ada yang membuat cat dan lainnya, yang paling susah transmisi dan blok mesin," tuturnya.

Sementara itu, pelaku usaha IKM komponen otomotif mengaku dampak positif program lokalisasi 10.000 komponen otomotif melalui proyek LCGC (low cost and green car) sejak September 2013 belum terasa. Padahal, Kemenperin mewajibkan 80% komponen LCGC dipasok dari dalam negeri, khususnya untuk teknologi mesin, transmisi, dan axle (power train).

Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (Kiko) M. Kosasih mengatakan dari sekitar 70 anggotanya yang mulai terjaring dalam proses manufaktur LCGC belum sampai 5% atau baru sekitar 4 produsen. Penjualan LCGC yang mencapai 20.101 unit selama September-Oktober 2013 selayaknya dapat memperluas ceruk bisnis IKM komponen.

"Pewajiban melibatkan produsen komponen lokal harus ada peraturan pelaksanaannya. Untuk LCGC, apapun mereknya ya kami berharap keberpihakan kepada kami lebih besar," tuturnya kepada Bisnis secara terpisah.

Kiko mengaku anggotanya selama ini kesulitan menghadapi ketatnya persaingan dengan produsen komponen lapis pertama yang berskala bisnis lebih besar. Belum lagi perkara upah minimum provinsi (UMP) serta meningkatnya biaya produksi lantaran harga bahan baku melambung tinggi mengikuti depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper