Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suzuki Siap Pasarkan Sepeda Motor Listrik, Ini Hambatannya

Suku cadang menjadi persoalan bagi motor listrik untuk dilepas ke pasar. Menurut PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) perbedaan harga komponen dengan motor konvensional menjadi masalah bagi produsen untuk menentukan harga jual ke konsumen.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengendarai sepeda motor listrik Gesits (Garasindo Electric Scooter ITS) di halaman gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengendarai sepeda motor listrik Gesits (Garasindo Electric Scooter ITS) di halaman gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.comJAKARTA – Suku cadang menjadi persoalan bagi motor listrik untuk dilepas ke pasar. Menurut PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) perbedaan harga komponen dengan motor konvensional menjadi masalah bagi produsen untuk menentukan harga jual ke konsumen. 

Yohan Yahya Sales & Marketing 2W Department Head SIS mengatakan secara konsep desain perusahaan sudah memiliki motor listrik. “Bukan membuat produk yang susah, tapi suku cadang masih mahal,” katanya di Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Menurutnya hal tersebut lambat laun akan teratasi seiring berjalannya waktu. Semakin besar volume produksi motor listrik akan menurunkan harga produksi komponen. 

“Sama seperti ponsel itu kan dahulu mahal,” ujar Yohan. 

Akan tetapi Yohan memastikan Suzuki siap mengikuti aturan pemerintah soal kendaraan listrik. Seperti diketahui peraturan presiden mengenai hal itu tengah dogodok. Pemerintah bertujuan menurunkan emisi gas buang sebanyak 29% pada 2030.

Kementerian Perindustrian menjanjikan aturan kendaraan rendah emisi karbon (LCEV) setidaknya rampung kuartal pertama 2018. Pemerintah menjanjikan insentif pajak bagi kendaraan roda empat, tetapi tidak pada motor. 

Berdasarkan peta jalan Kementerian Perindustrian, motor listrik diharapkan menyumbang 10% dari angka produksi roda dua pada 2020. Lima tahun setelahnya, motor listrik ditargetkan berkontribusi sebanyak 20% atau 200.000 unit. 

Selain itu, Yohan juga menggarisbawahi persoalan infrastruktur pengisian ulang yang belum tampak titik temunya. Menurutnya guna menyukseskan percepatan penurunan emisi gas buang, kenyamanan pengisian ulang adalah kunci.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan ada anggota asosiasi akan ikut bermain di segmen motor listrik mulai tahun ini. Namun mereka masih menunggu regulasi LCEV disahkan oleh pemerintah.

Sigit menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan motor listrik. Hal ini berkenaan dengan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi baru terbarukan.

Beberapa hal yang dia soroti adalah harga yang terjangkau, jarak tempuh, waktu pengisian baterai, dan kemudahan akses Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) untuk pengisian ulang baterai. “Kalau bisa motor juga dikasih [insentif fiskal] supaya harganya kompetitif,” ujar Sigit.

Adapun selain mengurangi emisi gas buang, pemerintah mendorong penggunaan energi baru terbarukan juga untuk menekan laju impor minyak.

Direktur Pengelolaan Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dasrul Chaniago mengatakan bahwa sepeda motor target yang tepat untuk hal tersebut. Meskipun kapasitas tangkinya kecil, tetapi populasinya jauh di atas mobil. 

Penjualan mobil per tahun lebih kurang sebanyak 1 juta unit, sedangkan motor mencapai 6 juta unit. Perbandingan kepemilikan motor pun jauh lebih besar dibandingkan mobil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper