Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Tertarik Produksi Listrik, Ini Penyebabnya

PT Pertamina (Persero) melihat potensi dari tren kendaraan listrik ke depan. Perusahaan sumber energi milik negara ini pun tertarik menjadi penyedia listrik.
Nissan Future hari ke-2 di Singapura. /Nissan
Nissan Future hari ke-2 di Singapura. /Nissan

Bisnis.com, SINGAPURA – PT Pertamina (Persero) melihat potensi dari tren kendaraan listrik ke depan. Perusahaan sumber energi milik negara ini pun tertarik menjadi penyedia listrik.

Senior Vice President Research & Technology Center Pertamina Herutama Trikoranto mengatakan bahwa selama ini perusahaan menyediakan sumber energi dalam bentuk bahan bahan bakar minyak kepada sektor transportasi. Pertamina mencari kesempatan baru dibalik ancaman berakhirnya mesin berbahan bakar minyak.

“Tentu ke depan dengan hadir kendaraan listrik kami tetap ingin bisa berperan sebagai pemasok energi juga,” kata Heru di sela acara Nissan Futures di Singapura, Selasa (6/2/2018).

Heru menjelaskan bahwa hal tersebut adalah langkah Pertamina dalam perencanaan besar memasuki babak baru, yaitu energi baru terbarukan. Lebih jauh Heru belum menjelaskan langkah teknis yang akan dilakukan Pertamina untuk ekspansi ke usaha yang benar-benar baru.

Sebelumnya Total juga melakukan hal serupa. Perusahaan minyak asal Prancis ini mengakuisisi perusahaan baterai Saft Group. Aksi korporasi bernilai US1 miliar ini dilakukan untuk percepatan menyongsong energi ramah lingkungan.

Satu masalah dai penggunaan listrik untuk kendaraan adalah prosesnya. Sering kali listrik didapat dari kegiatan yang tidak ramah lingkungan.

Pertamina berupaya menghidari hal tersebut. Heru mengatakan bahwa perusahaan ini memastikan menyediakan energi baru terbarukan berasal dari sumber yang ramah lingkungan.

Dua energi baru terbarukan yang dapat dikonversi menjadi listrik adalah matahari dan angin. Heru belum memaparkan timeline Pertamina untuk mencapai hal tersebut.

Adapun kendaraan listrik memang menjadi tren dunia saat ini. Beberapa negara memiliki strategi masing-masing untuk mengarah ke sana, termasuk di antaranya menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar minyak.

Di Indonesia, pemerintah menargetkan mobil listrik mengisi 20% populasi kendaraan baru. Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menginginkan seluruh kendaraan sudah menggunakan teknologi listrik pada 2040. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper