Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Kendaraan Listrik, Indonesia Ingin Seperti Thailand

Pemerintah Indonesia punya keinginan seperti pemerintah Thailand dalam hal menyambut era kendaraan listrik. Kedua negara tidak hanya ingin menjadi pasar bagi para pabrikan otomotif dunia, tapi juga menjadi produsen di negara sendiri.
Dirjen ILMATE Kemenperin Harjanto (kedua kiri) bersama perwakilan dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara berdiskusi soal perkembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara dalam acaar Nissan Futures, SIngapura, Selasa (6/2/2018) - Bisnis.com, Muhammad Khadafi
Dirjen ILMATE Kemenperin Harjanto (kedua kiri) bersama perwakilan dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara berdiskusi soal perkembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara dalam acaar Nissan Futures, SIngapura, Selasa (6/2/2018) - Bisnis.com, Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia punya keinginan seperti pemerintah Thailand dalam hal menyambut era kendaraan listrik. Kedua negara tidak hanya ingin menjadi pasar bagi para pabrikan otomotif dunia, tapi juga menjadi produsen di negara sendiri.

Direktur Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan bahwa pemerintah menyediakan berbagai macam insentif untuk medukung hal tersebut. “Kami mempunyai insentif untuk pabrikan yang membangun R&D [pusat penelian dan pengembangan] dan vokasi,” katanya dalam acara Nissan Futures di Singapura, Selasa (6/2/2018).

Selain insentif, dia juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang besar. Seperti diketahui, total populasi di Tanah Air adalah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

“Kami juga berkomitmen menambah perjanjian dagang bebas dengan 33 negara tahun ini,” katanya.

Dengan demikian perusahaan otomotif yang mendirikan pabrik perakitan kendaraan listrik di Indonesia berkesempatan mengirimkan ke banyak wilayah dengan bebas bea masuk ke negara tujuan.

Akan tetapi satu hal yang menjadi konsentrasi pemerintah adalah daur ulang baterai kendaraan listrik ke depan. Menurut Harjanto, ini adalah satu isu besar.

Dia mengatakan sudah berkunjug ke pabrik Toyota dan Daihatsu. Dua raksasa otomotif Indonesia itu tidak memiliki jawaban jelas soal daur ulang baterai. Padahal baterai termasuk ke dalam limbah berbahaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper