Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif AS di Persimpangan Jalan

Industri otomotif Amerika Serikat sedang berada di persimpangan jalan. Saat Wall Street mencintai saham pembuat mobil listrik, Tesla, tetapi di sisi lain konsumen masih haus akan mobil kabin ganda dan SUV (sport utility vehicle).
Kendaraan listrik sedang mengisi tenaga. /IEA
Kendaraan listrik sedang mengisi tenaga. /IEA

Bisnis.com, JAKARTA – Industri otomotif Amerika Serikat sedang berada di persimpangan jalan. Saat Wall Street mencintai saham pembuat mobil listrik, Tesla, tetapi di sisi lain konsumen masih haus akan mobil kabin ganda dan SUV (sport utility vehicle).

Hal ini pun membuat Tesla berada pada kompetisi yang ketat dengan keuntungan yang diperoleh produsen otomotif seperti Ford Motor Co, General Motors Co, yang sudah sejak lama mendulang profit dari penjualan kabin ganda dan SUV.

Sementara itu regulasi pemerintah untuk melarang penjualan mobil berbahan bakar konvensional masih menggantung.

Meskipun permintaan akan mobil listrik belum sebanyak mobil konvensional, Tesla mempunyai target ambisius untuk membukukan penjualan 500.000 unit per tahun. Akan tetapi perusahaan masih bergulat dengan masalah produksi dan juga kerugian dalam laporan keuangan.

Sepanjang paruh pertama tahun 2017, perusahaan milik Elon Musk ini rugi US$666,7 juta. Mengutip Reuters, Analis memperkirakan kerugian masih akan menyelimuti pada triulan ketiga tahun ini.

Mobil listrik saat ini memang masih jauh dari kata untung. Investasi yang digelontorkan belum sebanding dengan hasil penjualan.

Hal ini mungkin yang menjadi alasan kebanyakan produsen otomotif bergerak lamban dalam transformasi. Namun pemerintah terus mendorong pabrikan untuk meningkatkan produksi mobil listrik dalam beberapa tahun ke depan.

Ford mengatakan bahwa rata-rata harga penjualan kabin ganda F-Series naik US$2.800 menjadi US$45.400 pada kuartal ketiga. Penjualan F-Series, mulai dari segmen komersial hingga yang memiliki fitur semewah sedan Eropa, naik 11% menjadi 658.636 unit pada sembilan bulan pertama tahun 2017.

Kendati demikian para perusahaan otomotif lama bukan tidak akan mengelektrifikasi bisnisnya. GM memperkirakan tahun ini akan ditutup dengan arus kas sebesar US$6 miliar.

Meskipun kurang US$1 miliar dari target awal tahun, tapi uang tersebut modal kuat untuk mendanai janji perusahaan untuk mengembangkan 20 mobil listrik pada 2023.

Sementara itu Chief Executive Renaul SA Carlos Ghosn menunjukan kepercayaan diri terhadap penjualan mobil listrik. “Mobil listrik akan menjadi kontributor signifikan kepada perforoma kami,” katanya.

Adapun Tesla juga berambisi ekspansi fasilitas pabrik perakitan, termasuk rencana membangun pabrik di Cina dan juga pabrik baterai. Tesla Chief Executive Elon Musk mengatakan bahwa perusahaan akan menjual lebih banyak saham untuk mendanai hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper