Awal pekan lalu, Bisnis mendapat undangan Volvo Truck Safety Experience di Gothenberg, Swedia. Selama 2 hari program, yakni Selasa—Rabu (4—5/7/2017), perusahaan pabrikan truk terkemuka Swedia ini mempresentasikan komitmennya terhadap aspek keselamatan, menunjukkan hasil riset dan pengembangan teknologi terbaru, dan memberi kesempatan untuk menjajal berbagai jenis kendaraannya.
Salah satunya adalah Sistem Keamanan Cerdas. Sistem teknologi ini dipasang pada truk untuk meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Sistem ini dikembangkan selaras dengan tuntutan yang semakin besar bagi para pengemudi kendaraan karena di jalanan semaki padat, lalu lintas yang makin cepat, serta arus informasi yang mengganggu. Pada saat yang sama, nyaris tak ada kesempatan bagi sopir untuk mengemudi lebih aman. Dengan sistem keaamanan aktif yang diterapkan, mereka jauh lebih mudah untuk menghindari insiden dan kecelakaan.
Pada November 2015, Uni Eropa mewajibkan truk berat kategori dua dan tiga dilengkapi dengan fungsi rem darurat otomatis. Tujuannya mengurangi kecelakaan, di mana truk menabrak bagian belakang kendaraan di depannya. Jenis kecelakaan ini menyumbang seperlima dari kasus kecelakaan di jalan yang melibatkan truk. Saat ini, sistem pengereman darurat harus bisa memangkas kecepatan truk 10 km / jam. Tahun depan, ini akan diperketat hingga 20 km / jam.
"Bagus. Undang-undang ini semakin ketat. Namun saya merasa persyaratan hukumnya terlalu rendah. Jika Anda mengemudi dengan kecepatan 80 km / jam saat sistem pengereman darurat dipasang, Anda perlu mengurangi kecepatan Anda lebih dari 20 km / jam untuk menghindari benturan besar jika kendaraan di depan macet," kata Carl Johan Almqvist, Direktur Keselamatan Lalu Lintas & Produk di Truk Volvo.
Nah, Volvo Truck telah mengembangkan sistem yang melampaui persyaratan saat ini, dan yang akan datang. Sistem yang diperkenalkan pada 2012 itu berfokus pada memperingatkan pengemudi untuk menghadapi risiko tabrakan. "Dalam banyak kasus, ini cukup bagi pengemudi untuk menilai situasi dengan cepat dan menghindari kecelakaan," jelas Carl Johan Almqvist.
Rem darurat hanya digunakan jika benar-benar diperlukan, dan terpasang dengan sangat cepat. Kecepatan pengereman atau retardasi untuk menggunakan istilah teknis itu sekitar 7 m / detik. Dalam prakteknya, berarti kecepatan truk bisa dipotong dari 80 sampai 0 km / jam dalam jarak 40 meter.
Sistem monitor kendaraan di depan dibantu dengan kamera dan teknologi radar, yang fungsinya terlepas dari apakah itu sinar Matahari, kabut, kabut, atau kegelapan. Jika ada risiko tabrakan, pengemudi diberitahu melalui sinyal cahaya dan akustik yang meningkat secara bertahap.
Jika sistem tidak mendeteksi respons dari pengemudi, truk secara otomatis mulai mengerem dengan lembut. Jika pengemudi masih tidak merespon, rem darurat terpasang sehingga kendaraan langsung terhenti alias macet. Setelah 5 detik lagi tanpa gerakan kemudi atau reaksi lainnya, rem tangan secara otomatis terpasang, sebuah tindakan pengaman untuk mencegah truk terlepas jika pengemudi shock atau tidak sadar.
Saat rem darurat dipasang, lampu rem mulai berkedip untuk memperingatkan kendaraan ke belakang, dan saat kecepatan truk turun sampai 5 km / jam lampu peringatan darurat berkedip juga diaktifkan.
Sistem Volvo juga berfungsi pada jalan yang melengkung, dan dapat membedakan antara garis batas pinggir jalan dan rintangan asli seperti kendaraan, termasuk sepeda motor. Untuk mendapatkan manfaat penuh dari sistem ini, penting untuk memastikan bahwa semua fungsi, seperti rem ABS, diaktifkan pada truk dan trailer.
"Sistem keselamatan aktif kami adalah bagian dari solusi holistik yang secara jelas membantu mengurangi risiko lalu lintas, namun penting diingat bahwa teknologi saja tidak dapat melakukan pekerjaan itu, "kata Carl Johan Almqvist.
Menurutnya, lingkungan lalu lintas yang aman memerlukan interaksi aktif antara semua pengguna jalan. Sopir berpengalaman dan penuh perhatian yang menangani kendaraannya secara bertanggung jawab masih merupakan bentuk pencegahan kecelakaan terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
