Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Brexit, 1.100 Pekerja Pabrik Ford Terancam PHK

Manufaktur otomotif spesialis mobil sport, Ford Motor Co, mengumumkan rencananya untuk memangkas berbagai biaya di pabrik mesin miliknya di Inggris, dimana lebih dari 1.100 pekerja pabrik terancam kehilangan pekerjaannya di tengah hantaman berbagai kendala pasca Brexit serta melemahnya pertumbuhan di pasar Eropa.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Manufaktur otomotif spesialis mobil sport, Ford Motor Co, mengumumkan rencananya untuk memangkas berbagai biaya di pabrik mesin miliknya di Inggris, dimana lebih dari 1.100 pekerja pabrik terancam kehilangan pekerjaannya di tengah hantaman berbagai kendala pasca Brexit serta melemahnya pertumbuhan di pasar Eropa.

“Jelas sekali, Brexit menjadi faktor di sini,” ungkap General Secretary of Unite, serikat buruh terbesar di Inggris. “Fokus sekarang adalah bagaimana harus menyelamatkan para pekerja tersebut.”

Saat ini pabrik Ford tersebut tengah memproduksi mesin dengan output yang cukup untuk menjamin keberlangsungan pekerjaan para pekerjanya selama dua hingga tiga tahun mendatang, namun pemangkasan mungkin diperlukan jika pabrik tersebut gagal meningkatkan efisiensi.

Hal itu diungkapkan oleh Tim Holmes, seorang juru bicara Ford di Inggris dalam sebuah email. Dirinya juga menambahkan bahwa Ford, pada saat ini belum ada rencana PHK.

Setelah sejumlah manufaktur otomotif menyatakan kekhawatirannya, kini Ford tercatat menjadi produsen otomotif terbaru yang juga khawatir atas ‘kehadirannya’ di Inggris di tengah kecemasannya terhadap tarif impor mobil serta proses negosiasi Brexit ke depannya.

Para pabrikan otomotif termasuk Ford tercatat sebagai perusahaan yang mengandalkan dukungan komponen onderdil dari sejumlah negara di Eropa dan Inggris.

Sementara itu, pesaingnya, Nissan Motor Co dan Jaguar Land Rover telah meminta pemerintah Inggris untuk menyediakan dukungan finansial terhadap para pemasok komponen otomotif untuk menjamin daya saing pasca lepasnya Inggris dari Uni Eropa.

Di tengah ‘mogoknya’ pertumbuhan pasar otomotif di Eropa, Ford tengah melirik rencana pemangkasan biaya operasi karena pihak perusahaan memperkirakan bahwa permintaan terhadap mesin berbahan bakar bensin akan merosot pada 2020 mendatang.

Untuk itu, Ford menyatakan bahwa pihaknya akan menyuntikan dana investasi senilai 100 juta poundsterling untuk memproduksi mesin dengan tingkat efisiensi bahan bakar tinggi yang akan mulai diproduksi di akhir 2018 nanti.

Di sisi pemerintah, Perdana Menteri Theresa May menyatakan kepada parlemen Rabu lalu bahwa dirinya tengah dalam dialog reguler dengan Ford terkait bagaimana pemerintah dapat membantu mempertahankan kesuksesan perusahaan di negara ini.

Saat ini, May juga tengah dalam diskusi dengan pihak PSA group dan General Motors Co terkait masa depan sejumlah pabrik milik GM di Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper