Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Honda Jajaki Diskon Tinggi dan Tenor Pinjaman Lebih Panjang

US Sales Chief Honda Motor Co melihat bahwa para perusahaan otomotif akan menjual 1,5 juta unit lebih sedikit pada tahun lalu jika mereka tidak menambah kredit jangka panjang dan memangkas laba penjualan.
Mobil Honda./.Bisnis
Mobil Honda./.Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Ketatnya persaingan di dunia otomotif mendesak pihak manufaktur untuk menawarkan diskon tinggi dan kredit jangka panjang bagi konsumen guna mendongkrak penjualan.

US Sales Chief Honda Motor Co melihat bahwa para perusahaan otomotif akan menjual 1,5 juta unit lebih sedikit pada tahun lalu jika mereka tidak menambah kredit jangka panjang dan memangkas laba penjualan.

Executive Vice President Honda John Mendel mengungkapkan para produsen, yang mengandalkan diskon untuk mendorong penjualan mereka, telah memangkas nilai jual kendaraan mereka. Dirinya juga menyatakan bahwa pengiriman 1,6 juta unit milik Honda dialokasikan untuk pasar ritel.

"Saya tidak menyatakan bahwa penjualan tidak menguntungkan, tapi menguntungkan bagi siapa?," ungkap  Mendel dalam Automotive News World Congress.

"Tentu saja bukan (menguntungkan) bagi konsumen," tambahnya.

Sejumlah tawaran diskon di musim liburan memang telah meningkatkan penjualan kendaraan di pasar AS hingga 17,55 juta unit mobil serta jenis truk kecil selama periode 2016 yang merupakan rekor sekaligus peningkatan penjualan tahunan yang ketujuh kalinya berturut-turut.

Di lain pihak, para investor terkadang fokus pada apakah sejumlah strategi penjualan tersebut akan memangkas laba perusahaan.

Tidak hanya itu, kredit jangka panjang juga menjadi salah satu strategi para perusahaan untuk menarik minat para konsumen. Seperti dari jumlah kredit kendaraan di AS saat ini telah diperpanjang hingga 72 bulan dan ratio tersebut diperkirakan dapat melonjak hingga 60% dalam beberapa tahun mendatang.

"Saat kredit kendaraan memiliki tenor yang terlalu panjang, hingga 84 atau 96 bulan maka akan berdampak cukup signifikan terhadap bisnis kami," ungkap Mendel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper