Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Depan Kendaraan Berbahan Bakar Listrik Cerah

International Energy Agency (IEA) melalui World Energy Outlook 2016 memproyeksi bahwa permintaan bahan bakar minyak atau bensin akan merosot menjadi 22,8 juta barel per hari pada tahun 2020.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengubah gaya hidup dan budaya perkotaan yang modern, kini pamor mobil berbahan bakar minyak tinggal menghitung hari menuju perubahan kendaraan bertenaga listrik.

International Energy Agency (IEA) melalui World Energy Outlook 2016 memproyeksi bahwa permintaan bahan bakar minyak atau bensin akan merosot menjadi 22,8 juta barel per hari pada tahun 2020 mendatang, dari sebelumnya mencapai 23 juta barel per hari tahun lalu.

Pada 2030, tingkat konsumsi diestimasi naik sedikit hingga maksimum mencapai 23,1 juta barel per hari sebelum anjlok lagi pada 2040.

IEA memprediksi bahwa tingkat konsumsi bahan bakar minyak secara global telah mencapai puncak dan pertumbuhan permintaan akan berhenti pada 25 tahun mendatang dikarenakan kemunculan kendaraan dengan bahan bakar yang lebih efisien serta hadirnya sejumlah kendaraan bertenaga listrik dari sejumlah manufaktur ternama seperti Tesla Motors Inc.

"Era mobil listrik telah terjadi," ungkap Executive Director IEA, Fatih Birol.

Birol juga melihat bahwa pertumbuhan mobil listrik telah meningkat 1 juta lebih pada tahun lalu dan akan meroket hingga lebih dari 150 juta pada 2040 mendatang.

Perusahaan energi terbesar kedua di dunia berdasarkan nilai pasar, Royal Dutch Shell Plc, menyatakan keterkejutannya saat seorang senior eksekutif perusahaan mengatakan bahwa permintaan bahan bakar minyak secara keseluruhan akan mencapai titik puncak dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.

Meski demikian, IEA mengungkapkan bahwa proyeksi permintaan terhadap bahan bakar minyak masih terus tumbuh selama beberapa dekade ke depan dipicu masih tingginya tingkat konsumsi terhadap diesel, bahan bakar minyak dan bahan bakar jet dari sejumlah industri pelayaran, transportasi, penerbangan, serta petrokimia.

Bagi Philip Verleger, President sebuah perusahaan konsultan di Colorado AS PKVerleger LLC, proyeksi IEA tersebut merupakan satu dari banyak peluang optimistik bagi industri global.

Tidak hanya itu, perubahan di dunia otomotif tersebut juga memiliki konsekuensi besar terhadap industri penyulingan minyak karena bahan bakar minyak atau bensin menyumbang satu dari empat barel yang dikonsumsi di seluruh dunia.

Perusahaan penyulingan minyak kemungkinan akan menjadi korban dengan dampak paling besar akibat perubahan tersebut.

Michael Wojciechowski, Vice President Wood Mackenzie Ltd yang berbasis di Houston, menyarankan para perusahaan tersebut untuk beralih ke proses penyulingan diesel di tengah memudarnya konsumsi bensin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper