Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Berkendara Mobil Bagi Perempuan Hamil

Menyetir sendiri saat sedang hamil kerap menjadi dilema tersendiri, apakah hal itu baik atau tidak baik bagi perkembangan kesehatan si ibu dan janin?
Hindari penggunaan mobil jenis sporty atau yang keras suspensinya. /Bisnis.com
Hindari penggunaan mobil jenis sporty atau yang keras suspensinya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Menyetir sendiri saat sedang hamil kerap menjadi dilema tersendiri, apakah hal itu baik atau tidak baik bagi perkembangan kesehatan si ibu dan janin?

Sesungguhnya tidak ada larangan bagi perempuan yang sedang hamil untuk menyetir sendiri. Namun, perempuan yang terbiasa mengendarai mobil sendiri pada kondisi hamil sebaiknya mulai menyesuaikan diri.

Bintarto Agung, Presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Center, menyebutkan ada kondisi-kondisi tertentu yang harus diperhatikan oleh perempuan saat hendak menyetir dalam kondisi hamil.

“Ada masanya mual dan sering pusing ketika melihat sesuatu atau berjalan di jalanan yang tidak halus. Hal tersebut penting diperhatikan,” kata Bintarto kepada Bisnis.com.

Menurut dia, perempuan hamil dalam kondisi yang baik disarankan hanya mengemudi sendiri hingga usia delapan bulan kehamilan. Namun pada masa-masa rentan, yaitu trimester pertama dan terakhir kehamilan, seseorang yang sedang hamil sebaiknya mengurangi frekuensi menyetir sendiri. Jangan terlalu sering. Hal itu penting diperhatikan karena ketika hamil, organ perempuan bekerja lebih berat dari biasanya.

“Prinsipnya mengetahui dengan baik karakter kehamilan yang sedang dijalani. Jangan lupa selalu utamakan petunjuk dokter,” katanya.

Secara umum, usia kehamilan dibagi menjadi tiga waktu dengan kondisi yang berbeda-beda. Pada trimester pertama, biasanya perubahan hormonal dan fisik belum terlihat secara signifikan. Namun, pada periode ini seringkali seseorang yang sedang hamil mengalami hal-hal ‘aneh’ untuk dipenuhi atau ngidam.

Meskipun tidak ada keluhan dan mendapatkan izin dokter untuk mengemudi, sebaiknya tetap kurangi frekunnsi dari biasanya. Bahaya yang mengancam pada masa ini sangat fatal, yakni keguguran.

Pada trimester kedua kehamilan (usia kandungan 4--7 bulan), tubuh mulai dapat beradaptasi dengan hormon yang muncul. Perubahan fisik juga sudah terlihat. Periode ini boleh dikatakan relatif stabil secara fisik dan psikologi bagi seseorang yang sedang hamil untuk mengemudi.

Pada trimester terakhir, perubahan fisik cukup signifikan. Pada masa ini, disarankan sudah tidak mengemudi sendiri dan mengandalkan sopir. Namun jika terpaksa harus mengemudi sendiri,hal yang utama adalah menghindari segala hal yang dapat memicu kontraksi. 

Aturan Mengemudi

Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan aturan-aturan mengemudi yang baik dan aman. Salah satu di antaranya adalah soal penggunaan sabuk pengaman. Alasan tekanan pada rahim tidak dapat menjadi pembenaran bagi perempuan yang sedang hamil untuk menanggalkan sabuk pengaman. Menurut dia, pemakaian sabuk pengaman yang benar adalah mengikat bagian tulang pinggul sehingga tidak melintang diperut dan menekan rahim.

Selain itu,perlu diperhatikan pula untuk hindari penggunaan bantal tambahan pada bagian bangku. Kehadiran bantal tambahan dikhawatirkan hanya akan menganggu posisi duduk yang sudah benar saat sedang mengemudi.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mengendalikan emosi. Atur diri untuk selalu mengemudi dengan tenang dan jangan memicu ketegangan. Perempuan hamil sangat disarankan untuk tidak terlalu lelah dan lama mengemudi. Sebaiknya, perempuan hamil hanya menempuh kecepatan yang standar dalam kota atau sekitar 40 km/jam.

Perempuan hamil juga sebaiknya tidak lebih dari 1 jam berada dalam kabin.

Selain itu, lanjut Bintarto,perhatikan jenis mobil yang digunakan.Perempuan yang sedang hamil tidak disarankan untuk menggunakan mobil berjenis SUV atau MPV. Pasalnya, kendaraan jenis tersebut mempunyai ketinggian yang cukup berbahaya bagi perempuan hamil saat memasuki kabin.

“Memang tidak ada mobil yang secara spesifikasi dirancang untuk perempuan hamil, tetapi hindari penggunaan mobil jenis sporty atau yang keras suspensinya. Sebaiknya menggunakan mobil sedan atau city car,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (20/12/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper