Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Lesu, Isuzu Tambah Suku Cadang Lokal

PT Isuzu Astra Motor Indonesia memilih untuk memperbanyak lokalisasi suku cadang saat penjualan menurun sebagai strategi mempertahankan pasar
Isuzu/ilustrasi
Isuzu/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—PT Isuzu Astra Motor Indonesia memilih untuk memperbanyak lokalisasi suku cadang saat penjualan menurun sebagai strategi mempertahankan pasar.

Menurut Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Yohannes Nangoi, hal itu dilakukan karena saat ekonomi tidak stabil konsumen memilih kendaraan bukan hanya sebagai sebuah produk, tapi juga barang yang memiliki nilai investasi.

Terlebih, hingga 75% penjualan Isuzu disumbangkan oleh kendaraan komersial yang merupakan barang modal bagi pelaku usaha. Saat ini Yohannes mengklaim suku cadang yang telah dilokalisasi pihaknya ada di kisaran 500 hingga 600 item.

Dilihat dari sisi harga, suku cadang yang sudah dilokalisasi bisa lebih murah sekitar 20% hingga 60% dibandingkan dengan spare parts asli dari Jepang.

“Saat ekonomi seperti ini yang ditonjolkan adalah layanan purna jual, karena saat beli kendaraan konsumen akan berpikir melakukan investasi yang benar atau tidak. Sehingga jumlah item spare part yang dilokalisasi di Indonesia sebagai second grade kami utamakan,” katanya, Minggu (12/7).

Untuk penambahan diler, Yohannes mengakui tahun ini pihaknya hanya akan menambah hingga dua unit jaringan di kota kecil di kawasan Bali dan Jawa pada semester II/2015. Meski demikian dia tidak mengungkapkan secara pasti jumlah diler yang menyokong IAMI hingga pertengahan tahun ini.

Dia mengatakan, penjualan Isuzu pada semester I/2015 memang sangat terpukul kondisi pelambatan ekonomi. Apa lagi mayoritas penjualan Isuzu adalah truk yang penurunan pasarnya hampir dua kali lipat dari merosotnya total pasar mobil pada paruh pertama tahun ini.

Merujuk data sementara Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Isuzu secara wholesales pada semester I/2015 mencapai 10.662 unit. Jumlah itu turun sekitar 26% dari periode yang sama tahun lalu yang menapak jumlah 14.490 unit.

Sedangkan di tataran penjualan ritel, pada semester I/2015 pabrikan asal Jepang tersebut membukukan 9.557 unit. sedangkan penjualan ritel Isuzu pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 14.013 unit.

Yohannes menyatakan, pada semester II/2015 pihaknya optimistis bisa mendulang pertumbuhan penjualan. Keyakinan itu muncul karena pemerintah berencana merealisasikan pembangunan infrastruktur di sisi waktu tahun ini yang dirasa akan memutar roda ekonomi.

Di sisi lain dia menilai kontribusi penjualan pada semester kedua bisanya lebih besar dari paruh waktu pertama.

“Semeter pertana itu biasanya penjualan 40% dari setahun dan sisanya di semester  kedua. Akan tetapi kenaikannya tidak signifikan sehingga ketertinggalan penjualan masih sulit dikejar,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, selesai libur Lebaran nanti pihaknya akan merevisi target penjualan tahun ini. Awalnya pada 2015 AMI menargetkan penjulan mencapai 34.000 unit. Revisi yang dilakukan kemungkinan besar jumlahnya akan lebih kecil dari tahun lalu yang mencapai 28.278 unit.

Jumlah tersebut terus merosot setidaknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Gaikindo mencatat, pada 2012 pasar Isuzu mencapai 33.165 unit. Pada 2013 jumlahnya mencapai 31.527 unit.

Yohannes menambahkan, mulai pertengahan tahun depan pihaknya akan melakukan ekspor truk ringan. Hal ini dilakukan sebagai persiapan saat pasar domestic menurun, Isuzu tetap bisa mempertahankan produksi dengan produk yang ‘dilempar’ ke pasar internasional.

Negara tujuan ekspor IAMI akan mencakupi negara-negara berkembang seperti di kawasan Afrika, Amerika Latin, dan sebagian Asia Tenggara. Rencana ekspor pun tak lepas dari diresmikannya pabrik baru IAMI di Karawang, Jawa Barat, tahun ini dengan kapasitas hingga 80.000 unit per tahun.

“Negara tujuannya belum ditentukan sedang dipelajari oleh pihak Isuzu Jepang tapi yang pasti negara-negara yang sudah ada perwakilan Isuzu sehingga kami tinggal suplai. Jumlahnya semoga seperti harapan pemerintah yaitu 6.000 unit per tahun,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper