Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Menguat, Produsen Mobil AS Malah Terhambat

Sejauh ini produsen Amerika Serikat seperti General Motor mengandalkan penguatan ekonomi untuk kemajuan industri sehingga mampu mengimbangi rival dari luar, namun kini terdapat kekhawatiran terhadap keberlanjutan keuntungan perusahaan akibat kebijakan pemangkasan harga dari produsen lainnya.
Produsen mobil AS khawatirkan dampak penguatan dolar AS. /
Produsen mobil AS khawatirkan dampak penguatan dolar AS. /

Bisnis.com, DETROIT --- Produsen mobil Amerika Serikat seperti General Motor mengandalkan penguatan ekonomi untuk kemajuan industri sehingga mampu mengimbangi rival dari luar, namun kini terdapat kekhawatiran terhadap keberlanjutan keuntungan perusahaan akibat kebijakan pemangkasan harga dari produsen lainnya.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (24/4/2015), terdapat gejala pemangkasan harga jual produk dari produsen luar AS. Hal itu merupakan imbas dari menguatnya dolar Amerika terhadap mata uang lainnya.

GM Chief Financial Officer Chuck Stevens said on Thursday during the company's earnings conference call that the largest U.S. automaker sees flat retail pricing in North America this year. The company also will see continued competitive pricing in China, especially for older-model vehicles that could see prices decline 3 percent or more, Stevens said.

GM Chief Financial Officer Chuck Stevens mengungkapkan bahwa sejak GM disebut-sebut sebagai produsen AS terbesar, hingga kini perusahaan mengalami stagnasi harga jual, terutama di kawasan Amerika Utara pada tahun ini. Sebaliknya, pasar lain yang sangat terpengaruh terhadap dolar Amerika seperti China, harga jual terus merosot, bahkan untuk model-model mobil yang telah diproduksi tingkat penurunan mencapai 3%.

Menguatnya dolar Amerika dianggap membuka peluang bagi rival-rival produsen asal AS untuk memangkas harga jual, atau menambah fitur pada produk seiring berlipatnya keuntungan yang didapat dari pelemahan nilai tukar negara masing-masing.

Sebagai contoh, apa yang diraih produsen asal Jepang sepanjang dua tahun terakhir. Para produsen dari Jepang itu rata-rata meraih tambahan keuntungan dari pelemahan Yen sekitar US$4.000 per unit mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper