Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil, Lima Jawara Tak Berubah Sejak 2015

Sejak 2012 lima kontributor terbesar penjualan mobil tidak berubah dan penjualannya meningkat setahun berikutnya, namun hingga periode Januari-November 2014 hanya dua pabrikan yang bertumbuh sedangkan yang lainnya melandai
Mencatat penjualan terbanyak. /Bisnis.com
Mencatat penjualan terbanyak. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak 2012, lima penyumbang terbesar penjualan mobil tidak berubah dan penjualannya meningkat setahun berikutnya, namun hingga periode Januari-November 2014 hanya dua pabrikan yang bertumbuh sedangkan yang lainnya melandai.

Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, pada 2012 penyumbang penjualan terbanyak adalah Toyota dengan 405.414 unit. Peringkat berikutnya secara berurut Daihatsu 162.742 unit, Mitsubishi 148.918 unit, Suzuki 126.577 unit, dan Honda 69.320 unit. Pada tahun tersebut total pasar tercatat mencapai 1,116 juta unit.

Pada 2013 formasinya sedikit berubah. Toyota masih menjadi penyumbang terbesar dengan 434.232 unit. Peringkat kedua pun masih ditempati Daihatsu dengan mencatatkan 185.942 unit penjualan. Peringkat ketiga direbut Suzuki dengan 164.004 unit penjualan. Kemudian Mitsubishi 157.353 unit, sedangkan Honda 91.493 unit. Total pasar pada 2013 mencapai 1,229 juta unit.

Pada periode Januari-November 2014 urutannya kembali berubah, dan hanya Honda dan Daihatsu yang mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013. Toyota masih memuncaki klasemen dengan raihan 371.998 unit, namun turun dari raihan tahun lalu yang mencapai 399.413 unit.

Posisi kedua masih Daihatsu dengan 172.058 unit naik dari raihan tahun lalu yang mencapai 171.195 unit. Berikutnya adalah Honda dengan 154.100 unit penjualan naik dari raihan tahun lalu yang mencapai 86.817 unit. Peringkat keempat adalah Suzuki dengan 144.878 unit turun dari raihan tahun lalu yang mencapai 148.968 unit.

Sedangkan Mitsubishi pada periode Januari-November 2014 membukukan 132.362 unit penjualan. Jumlah tersebut turun dari raihan pada periode yang sama tahun yang mencapai 145.371 unit. Total pasar hingga November 2014 mencapai 1,129 juta unit turun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,132 juta unit.

Dari informasi yang dirangkum Bisnis.com, pelaku usaha mengakui pasar tahun ini tersendat. Hingga pertengahan tahun, penjualan terganggu situasi politik yang berimbas pada stabilitas ekonomi.

Di akhir tahun pasar dihadapkan kembali pada nilai tukar rupiah yang melemah, suku bunga acuan Bank Indonesia yang naik serta harga bahan bakar bersubsidi yang dikatrol. Gaikindo yang menargetkan penjualan tahun ini menembus 1,25 juta unit harus merevisi target menjadi 1,21 juta unit atau turun sekitar 0,8%

Menurut Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, pihaknya tidak pernah menargetkan raihan peringkat. Honda tahun ini hanya mematok target penjualan sebanyak 175.000 unit. Namun ekonomi yang melambat memaksa pihaknya harus merevisi target menjadi 164.000-165.000. Jonfis memperkirakan, pada Desember penjualan Honda minimal 10.000 unit.

"Sebenarnya kami tidak pernah menargetkan peringkat penjualan, tapi target dilihat dari volume. Kami mau tidak mau harus revisi. Sulit untuk mencapai angka yang ditargetkan dari awal. Minimal hingga akhir tahun bertambah 10.000 unit," kata Jonfis kepada Bisnis, Kamis (18/12).

Meski demikian, Jonfis menilai capaian tersebut secara umum telah lebih baik dari tahun lalu. Penjualan HPM pada periode Januari-November sudah naik sekitar 40,62% dari total penjualan pada tahun lalu.

"Tapi penjualan kami sudah naik. Tahun ini boleh dibilang hanya kami dan Daihatsu yang penjualannya naik. Sedangkan yang signifikan jika dibandingakan dengan merek lain Cuma Honda," ucapnya.

Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra menyatakan target penjualan yang dipatok tahun ini sama dengan total penjualan yang dibukukan pada 2013 yang mencapai 185.000 unit. Pihaknya optimis mencapai target tersebut melihat dari capaian hingga November.

Target pada 2014 stagnan karena faktor perlambatan ekonomi yang terjadi tahun ini dan menghinggapi mayoritas agen pemegang merek (APM) di Indonesia. Tren tersebut pun diprediksi pula berlanjut pada 2015.

“Tahun ini kami masih optimis raih 185.000 unit penjualan. Tahun depan sama juga targetnya. Bunga bank baru saja dinaikan. GDP masyarakat tahun depan tetap sehingga pasar tidak naik. Tahun ini pun pasar cenderung stagnan tapi penjualan kami bisa dilihat meningkat,” kata Amelia.

Di sisi lain, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) harus membukukan sekitar 20.000 unit kendaraan untuk menembus capaian tahun lalu. Namun tampaknya akan sulit mengingat rata-rata penjualan per bulan SIS hingga November hanya 13.171 unit.

Davy J. Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan pihaknya opimistis pada 2014 masuk ke dalam lima besar penjual mobil terbanyak di Indonesia. Menurut Davy, meski pihaknya tak pernah dipusingkan dengan rangking penjualan, capaian hingga November akan mencerminkan penjualan hingga tutup tahun.

Karena pasar melandai, SIS merevisi target penjualan 2014. Awalnya SIS menargetkan menguasai sekitar 16,7% pangsa pasar. Hingga November pangsa pasar SIS hanya 12,8%.

“Memang kami sempat revisi target jadi lebih kecil. Tapi saya masih optimis Suzuki masuk lima besar penjualan mobil terbanyak. Untuk target jumlah penjualan saya tidak bisa katakan, itu tergantung pasar,” ujar Davy.  

PT Toyota Astra Motor (TAM) yang sejak 1997 selalu mencatatkan diri dengan penjualan terbanyak, tidak pernah secara gamblang menyebutkan target unit yang ingin dijual. Menurut Direktur Pemasaran PT TAM Rahmat Samulo, pihaknya pada 2014 sempat menargetkan menguasai 34%-35% pangsa pasar.

Namun melihat capaian hingga November pihaknya hanya menargetkan 33% pangsa pasar. Untuk mempertahankan dominasi, strategi Toyota tetap pada membantu mempermudah konsumen saat pembelian seperti layanan trade in, serta lembaga pembiayaan yang terpercaya.

“Tahun ini pangsa pasar kami sekitar 33%. Kalaupun meleset sedikit kami anggap itu masih normal,” kata Samulo.

Menurut Rizwan Alamsjah, Executive Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) selaku agen pemegang merek (APM) Mitsubishi, pasar kendaraan niaga tahun ini mengalami penurunan sekitar 14% lebih dibandingkan tahun lalu.

Maklum saja pasar Mitsubishi tergerus karena sekitar 70% line up Mitsubishi adalah kendaraan niaga. Pasar kendaraan niaga khususnya truk yang menurun dinilai Rizwan terpengaruh sektor barang tambang dan komoditas yang ikut melemah. Meski penjualan Mitsubishi turun dia yajin pangsa pasar tetap meningkat.

“Pasar truk memang turun, tapi kami pertahankan market share bahkan meningkat. Kami yakin 2014 menguasai hingga 47% pasar truk dalam negeri,” kata Rizwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper