Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja penjualan mobil nasional pada November 2014 turun sekitar 13,37% dibandingkan dengan Oktober. Pelaku usaha pun memprediksi sulit meraih target penjualan tahun ini.
Data terakhir Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan pada periode Januari-Oktober penjualan mobil secara nasional baru sekitar 1,038 juta unit. Pada Oktober, penjualannya mencapai 105.357 unit. Dari informasi yang dihimpun Bisnis, penjualan mobil secara nasional pada November hanya mencapai 91.268 unit.
Dari raihan tersebut total penjualan mobil secara nasional pada periode Januari-November baru mencapai 1,13 juta unit. Adapun Gaikindo menyebut pada 2014 target penjualan yang akan disasar mencapai 1,25 juta unit, naik sedikit dari raihan tahun lalu yang mencapai 1,229 juta unit.
Untuk meraih target tersebut setidaknya penjualan pada Desember harus menembus 120.000 unit. Hal itu sulit diraih melihat keadaan pasar yang terus melandai pada akhir tahun akibat naiknya harga bahan bakar disertai terkatrolnya suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 7,75%.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengatakan pihaknya sudah memprediksi penurunan pasar sejak jauh hari. Oleh karenanya, target akan sedikit terkoreksi.
Jonfis melihat, tren penurunan pasar pada November bisa berlanjut hingga penghujung tahun. Konsumen cenderung wait and see pasca harga bahan bakar bersubsidi dinaikan pemerintah.
"Kami sudah melihat kecenderungan ini sejak awal. Target akan terkoreksi, tapi selisihnya tipis sekali," kata Jonfis kepada Bisnis, Selasa (15/12/2014).
Sementara itu, General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI)Budi Nur Mukmin mengatakan terjadi anomali di pasar pada akhir tahun. Seharusnya pasar pada akhir tahun menanjak dengan asumsi agen pemehang merek (APM) kejar target penjualan dengan menawarkan berbagai promosi.
Di sisi lain, siklus musiman biasanya terjadi pembelian yang cukup masif karena kondisi keuangan masyarakat khususnya pegawai cenderung meningkat dengan adanya bonus tahunan.
"November tidak terjadi kenaikan ini agak aneh sebenarnya. Biasanya akhir tahun meningkat. Sebelum tutup tahun biasanya APM genjot penjualan dengan berbagai promosi. Di sisi lain konsumen menyambut ini. Tapi itu tidak terjadi, target saya pikir tidak akan tercapai," tutur Budi.
Menurut dia, kondisi pasar tertahan karena masalah politik yang berdampak panjang. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar dan suku bunga cenderung membuat konsumen menunggu kondisi ekonomi yang lebih stabil.
Meski demikian, menurutnya, pasar masih mungkin menanjak pada Desember ini karena APM akan semakin gencar melakukan promosi. Budi berharap pada 2015 pemerintah dapat menjaga stabilitas variabel ekonomi makro yang lain, sehingga tren negatif pasar tidak akan berlanjut.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, pasar akan menembus 1,2 juta unit tahun ini. Menurutnya, meski penjualan November melandai, secara seasonal konsumen lebih memiliki kesempatan dalam membeli kendaraan pada Desember.
"Ada seasonal condition di mana konsumen lebih memiliki kesempatan dalam membeli kendaraan pada Desember. Selain akan banyak program penjualan, konsumen yang pegawai, biasanya punya bonus akhir tahun," ujar Samulo.
Samulo menambahkan, kenaikan harga bahan bakar membuat konsumen menunda pembelian karena tingkat inflasi yang tinggi. Adapun kenaikan suku bunga tidak terlalu berefek besar karena relatif kecil.
BACA JUGA
- BURSA SAHAM 16 DESEMBER: Simak Prediksi dan Pergerakan Indeks BEI Hingga Akhir Perdagangan
- 7 Tips Membuat Blog Anda Lebih Populer
- ISIS: PBNU Ungkap Sudah Ribuan Pemuda Indonesia Direkrut
- Kendala Investasi, BKPM: Pengadaan dan Perizinan Jadi Kendala Utama
- Kemenhub Percepat Pembangunan Infrastruktur Pelabuhan dan Bandara
- KAWASAN INDUSTRI: Tahun Depan Diperkirakan Bangkit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel