Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Laut Diharapkan Pacu Pertumbuhan Otomotif

Konsep tol laut yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai pelaku industri otomotif akan mempercepat pertumbuhan khususnya di wilayah Indonesia Timur karena semakin lancarnya distribusi

Bisnis.com, JAKARTA—Konsep tol laut  yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai pelaku industri otomotif akan mempercepat pertumbuhan khususnya di wilayah Indonesia Timur karena semakin lancarnya distribusi.

Konsep tol laut dinilai pebisnis memiliki visi mengembangkan ekonomi maritim dengan menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar pulau di Tanah Air.

Harapannya, realisasi ‘tol laut’ dapat mengefisienkan waktu dan biaya logistik. Sehingga harga produk otomotif antar daerah tetap terjaga.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari total penjualan secara wholesales pada 2013 yang mencapai 1.229.904 unit bagian Indonesia timur hanya mencicipi sekitar 0,8%. Gaikindo menyebut penjualan di provinsi Papua hanya 4.638 unit atau sekitar 0,4%.

Penjualan di provinsi Papua Barat sebanyak 1.755 unit atau 0,2%. Penjualan di provinsi Maluku sebanyak 1.447 unit atau sekitar 0,1%. Serta penjualan di provinsi Maluku Utara sebanyak 689 unit sekitar 0,1%.

Sedangkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merilis, pada 2013 dari total pasar yang mencapai 7,7 juta unit penjualan di wilayah Maluku, Papua dan sekitarnya hanya 0,46% atau setara 35.530 unit.

Pada periode Januari-Oktober 2014 total pasar sepeda motor sudah mencapai 6,76 juta dengan sebaran di daerah tersebut yang hanya 0,44% atau setara 29.645 unit.

Menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto, wilayah yang paling sulit untuk dilakukan distribusi adalah Indonesia Timur. Konsep “tol laut” dinilainya gebrakan yang bagus untuk mengembangkan industri otomotif.

Bahkan menurut Jongkie, saat kendala infrastruktur dan perhubungan bisa diatasi tak mustahi ke depan aka nada pemerataan industri. Gaikindo merilis, saat ini pabrik mobil masih terpusat di pulau Jawa bagian barat yaitu di Tangerang, Bogor, Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. 

“Kendalanya ke daerah Indonesia bagian timur kan infrastruktur dan perhubungan. Meskipun saat ini kami belum bisa katakan pertumbuhannya berapa besar karena harus dilihat infrastruktur yang dibangun dan memakan waktu berapa lama, yang pasti tol laut kelak akan mempercepat perkembangan. Selain itu kelak industri otomotif maupun komponen bisa menyebar tidak hanya di barat pulau Jawa saja,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Senin (1/12).

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, saat ini jalur distribusi darat memiliki banyak hambatan. Dia mencontohkan, saat terjadi longsor, banjir atau rusaknya jembatan Comal beberapa waktu lalu jelas memberikan dampak besar bagi pengiriman.

Tol laut diharapkan dapat mempercepat distribusi. Selain itu, “tol laut” akan memberikan efisiensi harga distribusi.

Dia pun mengamini Jongkie jika distribusi yang paling sulit dilakukan adalah menuju Indonesia bagian timur. “Dengan ‘tol laut” kami berharap selain distribusi lebih cepat, juga lebih hemat. Pakai kapal besar kadang jadi over stok. Jadwal kapal ke Indonesia bagian timur tidak sering, di sisi lain jika tidak ada stok pasokan yang kurang,” kata Sigit.

Sigit mencontohkan, pengiriman ke Papua bisa menempuh waktu hingga sebulan. Harga produk pun menjadi 10%-15% lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di pulau Jawa. Dengan adanya pembangunan infrastruktur, dia menyebut akan memperlancar distribusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga menggenjot pasar.

General Marketing and Sales Two Wheels PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yohan Yahya menimpali, secara geografis wilayah Indonesia timur memiliki wilayah yang luas. Akan tetapi di sisi lain jumlah penduduk tidak merata. Konsep “tol laut” diharapkan dapat menjembatani hal tersebut.

Saat infratruktur dibangun, dia menilai perekonomian akan meningkat disertai distribusi barang yang lebih lancar. Di sisi lain, kebutuhan akan kendaraan bermotor pun akan ikut terkatrol.

“Hal itu memang sudah lama kami tunggu. Adanya “tol laut” akan menghasilkan efisiensi waktu dan biaya. Sebagian biaya distribusi saat ini dibebankan pada konsumen. Perekonomian ditimur akan menjadi lebih baik dan segala sesuatunya tidak mahal,” tutur Yohan.

Senada dengan Jongkie, Yohan berasumsi pertumbuhannya saat ini belum diprediksi. Akan tetapi merujuk program “tol laut” akan dilaksanakan lima tahun ke depan, Yohan mengatakan 5-10 tahun ke depan pertumbuhan industry otomotif Indonesia akan menjadi yang paling cepat di kawasan Asia Tenggara.

Terkait pelebaran kawasan industri, menurutnya mungkin dilakukan namun tidak mudah karena terkait investasi. Hal itu diamini Davy J Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Menurut Davy, perluasaan industri masih jauh karena harus dilakukan riset visibilitas. Selain masalah investasi, juga terkait keterampilan dan ketersediaan sumber daya manusia.

Di sisi lain Davy mengakui tol laut akan menstimuli pertumbuhan. Akses tol laut pun dinilai akan memperkecil margin harga kendaraan. “Pertumbuhan otomotif itu lima tahun ke depan sekitar 8% per tahun. Dengan “tol laut” bisa 10% per tahun,” kata Davy.

Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) menuturkan tol laut akan meningkatkan kinerja agen pemegang merek (APM) dalam hal distribusi dan fisiensi ongkos kirim serta efektifitas waktu. Terkait pasar yang akan bertumbuh menurutnya lebih besar dipengaruhi faktor ekonomi.

“Memang akan mempermudah distribusi dan biaya pengiriman lebih ekonomis. Kalau untuk pasar itu ditentukan variable ekonomi yang mempengaruhi daya beli. Seperti tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi lainnya,” ujar Budi.

Distribusi ke wilayah timur Indonesia menurutnya tidak bisa sepenuhnya dikatakan sulit. Masalahnya terletak pada jarak tempuh yang lebih lama karena kurangnya infrastruktur. Selain itu, setiap daerah mempunyai karakteristik produk yang lebih disukai yang menjadi tantangan dalam pemasaran.

Budi pun menyatakan Indonesia timur masuk dalam rencana jangka panjang Nissan dalam memperluas pasar. Tapi pada 2015 pihaknya akan mengoptimalkan pasar di Sumatra dan Sulawesi terlebih dahulu dengan pembangunan 5-10 diler baru, sebagai tambahan bagi 110 diler yang sudah hadir pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper