Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LCGC Juru Selamat Industri Otomotif

Kendaraan segmen low cost green car menjadi juru selamat industri otomotif Indonesia setidaknya hingga periode Januari-Oktober 2014 di tengah pasar segmen lain yang menurun
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Kendaraan segmen low cost green car menjadi “juru selamat” industri otomotif Indonesia setidaknya hingga periode Januari-Oktober 2014 di tengah pasar segmen lain yang menurun.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, total pasar otomotif pada periode yang sama sudah mencapai 1.038.298 unit.

Angka itu menunjukkan kenaikan sekitar 1,73% dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 1.020.370 unit. Akan tetapi jika dilihat masing-masing segmen pasar tahun ini cenderung melandai.

Kenaikan total pasar pada periode Januari-Oktober 2014 tak lepas dari peran besar segmen low cost green car (LCGC).

Pertumbuhan LCGC saat ini memang tidak bisa dibandingkan dengan hasil penjualan pada tahun lalu.

Pada 2013 LCGC hanya dipasarkan empat pabrikan, dan baru efektif dipasarkan sejak September 2013.

Hingga Oktober dari lima merek yaitu Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun.

LCGC sudah terjual di tataran wholesales 144.624% atau setara 13,9% dari total pasar.

Raihan tersebut melampaui estimasi Gaikindo yang menargetkan LCGC terjual 120.000 unit pada tahun ini.

Para pelaku usaha mengemukakan, penurunan pasar yang terjadi di setiap segmen kecuali LCGC tahun ini karena adanya gejolak politik menjelang dan pasca pemilu lalu.

Hal tersebut membuat ekonomi makro sedikit terganggu yang mengakibatkan konsumen menunda pembelian kendaraan.

Penjualan LCGC pada Oktober yang mencapai 17.164 unit dan menjadi yang terbesar sepanjang 2014, menambah optimisme pebisnis bahwa segmen tersebut tak goyah dengan kendala yang dihadapi pasar tahun ini.

Pasalnya, di bulan sebelumnya rata-rata LCGC terjual di kisaran 13.000-14.000 unit per bulan.

Pada periode Januari-Oktober 2014 segmen sedan terjual 19.779 unit, sedangkan periode yang sama tahun lalu mencapai 30.369 unit.

Di segmen city car hingga Oktober terjual 38.938 unit, sedangkan tahun lalu 49.230 unit.

Di segmen hatchback sudah terjual 47.719 unit menurun dari tahun lalu yang mencapai 57.471 unit.

Di segmen low multi purpose vehicle (LMPV) terjual 319.122 unit dan tahun lalu 324.150.

Segmen medium MPV terjual 72.680, sedangkan tahun lalu 104.932 unit.

Di segmen high MPV terjual 6.279, sedangkan tahun lalu 10.794 unit.

Segmen low sport utility vehicle (LSUV) terjual 47.284 unit sedangkan tahun lalu mencapai 53.369 unit.

Di segmen SUV terjual 45.935 unit sedangkan tahun lalu mencapai 57.551 unit.

Dari informasi yang dirangkum Bisnis, untuk segmen kendaraan niaga hingga akhir tahun diperkirakan menyusut hingga 17% dari tahun lalu.

Menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto sangat wajar jika LCGC saat ini menjadi primadona.

Saat diperkenalkan pada pasar, LCGC diklaim membuka segmen baru.

LCGC menawarkan harga yang relatif murah, tetapi dengan estimasi pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.

Jongkie mangatakan, karena hamat bahan bakar penjualan LCGC pun tidak terlalu terpengaruh dengan isu kenaikan harga bahan bakar.

Adanya kenaikan plafon harga pun tampaknya masih bisa diterima konsumen di segmen ini.

“Pasar LCGC akan baik dan stabil sepanjang tidak ada perubahan peraturan dari pemerintah. Pasarnya pun tidak terpengaruh kenaikan plafon harga karena masing-masing merek punya strategi pemasaran. Bisa jadi LCGC jadi pilihan saat bahan bakar naik karena lebih hemat,” kata Jongkie kepada Bisnis, Senin (17/11).

Di sisi lain, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, penjualan pada Oktober menjadi yang terbesar karena pasar belum terdampak kenaikan plafon harga atau pun kenaikan bahan bakar.

Kenaikan pasar pada  Oktober salah satu pendorongnya adalah minimnya libur dan penuhnya hari kerja.

Pada November dan Desember, Samulo memperkirakan pasar akan kembali ke rata-rata 13.000-14.000 unit. Atau paling banyak 15.000 unit dalam satu bulan. Sehingga ia optimistis total penjualan LCGC akan tembus 160.000 unit pada 2014.

“Kami rasakan di market belum ada dampak dari plafon dan bahan bakar. Pasar nanti akan distabil di angka rata-rata sebelum Oktober. Pangsa LCGC di kisaran 13%-14% dari total pasar, karena segmen pasarnya hanya sebesar itu,” ujar Samulo.

General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) memiliki analisis lain terkait moncernya pasar LCGC.

Dari catatan NMI, beberapa merek sudah melakukan diskon untuk menstimuli penjualan meski tidak terlalu besar. Adanya kenaikan plafon harga dan bahan bakar belum mempengaruhi penjualan Oktober.

Penjualan pada Oktober cenderung meningkat karena diler dinilai memegang sales booking dari bulan sebelumnya.

Saat pemesanan meningkat, produksi cenderung digenjot dan distribusi ke diler ditingkatkan sehingga memperpendek waktu inden.

“Ada tendensi rush buying dari customer sebelum harga naik. Dua bulan ini bisa naik lagi atau paling tidak stabil karena faktor program penjualan akhir tahun, dan pegang booking banyak. Kemungkinan penjualan turun rasanya tidak. Bahkan ada kesempatan naik hingga akhir tahun. Kontribusi LCGC minimal 14% dari total pasar,” ucap Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper