Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BBM NAIK: Pasar Sepeda Motor Bisa Melambat

Kenaikan harga bahan bakar bersubsidi Rp2.000 diperkirakan mempengaruhi pasar sepeda motor pada November dan Desember, yang memungkinkan terkoreksinya target penjualan yang dipatok mencapai 8 juta unit pada 2014

Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan harga bahan bakar bersubsidi Rp2.000 diperkirakan mempengaruhi pasar sepeda motor pada November dan Desember, yang memungkinkan terkoreksinya target penjualan yang dipatok mencapai 8 juta unit pada 2014.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merilis, total penjualan sepeda motor pada periode Januari-Oktober telah mencapai 6.760.557 unit. Untuk mencapai target tersebut setidaknya pada November dan Desember sepeda motor yang terjual per bulan harus mencapai sekitar 650.000 unit.

“Target bisa dicapai, tapi akan sulit. Jika pun tak sesuai target melesetnya di angka 7,9 juta. Meski demikian tetap tumbuh dari tahun lalu yang hanya 7,7 juta,” kata Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala kepada Bisnis, Selasa (18/11/2014)..

Menurut Sigit, pasar pada November masih memungkinkan mencapai kisaran 650.000 unit. Akan tetapi pada Desember pasar bisa semakin turun, selain disebabkan kenaikan harga bahan bakar hari kerja pada bulan terakhir akan terpotong libur.

“Penjualan secara nasional pada November dan Desember saya rasa bisa turun sedikit tapi masih di kisaran 600.000-an. November masih bisa mencapai 650.000, tapi Desember bisa di kisaran 600.000-625.000 karena hari kerja lebih pendek,” tuturnya.

Sigit mengatakan, pelaku usaha memang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kenaikan harga bahan bakar. Di sisi lain, pelaku usaha berharap pemerintah dapat menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi. Sehingga daya beli tetap terjaga dan optimisme pasar kembali tumbuh untuk menstimuli transaksi.

Sigit menambahkan, kenaikan harga bahan bakar akan diikuti pula kenaikan harga sepeda motor. Kenaikan tersebut besar kemungkinan akan ditempuh agen pemegang merek (APM) awal tahun depan, sekaligus menyesuaikan dengan kenaikan BBN kendaraan bermotor. Menurut Sigit, kenaikan harga tidak akan mencapai 5%.

Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono tanuwijaya mengatakan, pengaruh kenaikan bahan bakar akan berdampak pada pasar sekitar 6 bulan sampai 8 bulan. Pada November dan Desember menurutnya pasar bisa melandai hingga 5%-8% dari penjualan Oktober yang mencapai 680.642 unit.

Menurut Margono, dampak relatif cukup panjang karena tidak merata di berbagai daerah. Pasar di kota-kota besar cenderung cepat pulih jika dibandingkan dengan pasar di luar Jawa.

“Tapi tidak terus menurun, hanya saja untuk kembali normal saya perkirakan butuh waktu 6 bulan sampai 8 bulan. Karena tidak single factor, setelah bahan bakar naik inflasi juga naik sehingga daya beli menurun,” ujar Margono.

Sehingga menurut Margono, untuk mencapai target yang dicanangkan AISI akan sulit. Margono memperkirakan target terkoreksi sedikit di bawah 8 juta unit. Margono menambahkan pihaknya tidak akan lantas menaikan harga jual pada 2014.

Kenaikan harga akan berkaitan erat dengan biaya distribusi ketimbang ongkos produksi. Sehingga AHM harus melihat perkembangan ongkos angkut pada perusahaan ekspedisi.

Chief Marketing Officer PT TVS Motor Company Indonesia Herry Budijanto Dragono mememperkirakan, dengan adanya kenaikan harga bahan bakar total pasar pada 2014 akan ada di bawah 8 juta unit. Pasar pada November menurutnya bisa melorot 10% bahkan lebih.

Kenaikan harga bahan bakar akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat menengah ke bawah yang menjadi sekitar 85% konsumen pasar sepeda motor. Senada dengan Margono, Herry memperkirakan pengaruh kenaikan harga bahan bakar pada pasar akan terasa hingga enam bulan ke depan.

“Target akan terpengaruh sehingga sulit mencapai 8 juta unit. Enam bulan itu tidak terus merosot, Januari-April bisa ningkat 5%, tapi ke kondisi normal baru setelah April jika kita melihat historical pengaruh harga bahan bakar,” ucap Herry.

Herry pun mengamini jika APM akan cenderung menaikan harga jual pada awal 2015, setelah memperhitungkan harga bahan dasar, penyesuaian upah pegawai, dan biaya distribusi. Menurutnya kenaikan harga sekitar 3% dari harga lama.

General Marketing and Sales Two Wheels PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yohan Yahya mengamini pernyataan Herry bahwa pasar pada November dan Desember bisa turun hingga mencapai 10%. Menurutnya dampak terbesar akan dirasakan hingga dua bulan pasca dinaikannya harga bahan bakar.

Setelah itu Yohan memperkirakan pasar akan merangkak naik. Pasalnya pasar sepeda motor di kota-kota besar akan cenderung cepat pulih, mengingat sepeda motor menjadi alternatif transportasi yang dinilai lebih ekonomis.

“Tapi setidaknya jika tak mencapai target 8 juta unit akan lebih tinggi dari tahun lalu karena melihat capaian hingga Oktober,” ujar Yohan.

Di sisi lain Yohan berharap pemerintah dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan sibsidi bahan bakar yang dialihkan. Menurutnya saat subsidi beralih ke sektor riil atau pun fasilitas umum lain seperti biaya kesehatan gratis, hal tersebut akan mendorong dan menjaga daya beli masyarakat.

Yohan pun mengakui jika pihaknya akan menaikan harga jual. Akan tetapi besarannya belum ditentukan karena melihat perkembangan daya beli konsumen pasca naiknya harga bahan bakar. “Kami tidak akan menaikan harga dalam jangka waktu dekat. Kenaikannya pun kemungkinannya di bawah 5%,” ujarnya.

General Manager Marketing Communication, PR & Community Development PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur pun mengamini jika penjualan pada November dan Desember bisa turun hingga 10%.

Selain itu penjualan pada Desember cenderung lebih melandai karena ada sebagian konsumen yang menginginkan sepeda motor keluaran 2015 dan hari kerja yang terpotong libur.

Dia mengatakan pihaknya akan mengoreksi harga lama namun tidak dalam jangka waktu dekat. Harga cenderung disesuaikan dengan ongkos distribusi. Pasalnya, bahan bakar yag digunakan industri sudah disesuaikan dengan non subsidi.

“Paling kenaikan harga 1%-2%. Dampaknya berapa lama kami belum bisa pastikan, melihat pasar ke depan . Tapi kami berharap subsidi dialihkan ke aktifitas produktif  sehingga memperlancar aktifitas ekonomi untuk mempertahankan daya beli,” tutur Masykur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper