Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENJUALAN MOTOR Skutik Anjlok, Target Tetap Tercapai

Penjualan sepeda motor segmen skuter matik mengalami penurunan penjualan dengan kuantitas terbesar pada Oktober dibandingkan September, tapi pelaku usaha optimistis tak memperngaruhi target yang dipatok tahun ini sebanyak 8 juta unit
Pasar akan sedikit terkoreksi. /Worldpress
Pasar akan sedikit terkoreksi. /Worldpress

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan sepeda motor segmen skuter matik mengalami penurunan penjualan dengan kuantitas terbesar pada Oktober dibandingkan September, tapi pelaku usaha optimistis tak memperngaruhi target yang dipatok tahun ini sebanyak 8 juta unit.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merilis total pasar sepeda motor pada Oktober mencapai 675.652 unit,  turun 4,4% dibandingkan dengan raihan penjualan September 706.938 unit. Segmen skuter matik (skutik) mengalami jumlah penurunan paling tajam mencapai 20.554 unit, dari 506.550 unit pada September menjadi 485.996 unit pada Oktober.

Total pasar sepeda motor periode Januari-Oktober sudah mencapai 6.760.557 unit. Rinciannya, segmen underbone atau bebek berkontribusi 1.324.509 unit atau 19,59% dari total pasar. Segmen sport terjual 954.462 unit setara 14,12%, dan skutik  4.481.586 unit setara 66,29% dari total pasar.

Menurut General Manager Marketing Communication, PR & Community Development PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur wajar jika skutik terkena dampak terbesar. Sebabnya, segmen skutik memiliki market demand terbanyak.

Setidaknya ada tiga hal yang membuat pasar pada Oktober merosot. Secara nasional, pasar sepeda motor cenderung mempertimbangkan rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar. Hal ini disinyalir “memaksa” konsumen menunda pembelian.

Pasar sepeda motor pun masih terpengaruh dengan menurunnya harga komoditas dan barang tambang. Akibat hal tersebut pasar di Sumatra turun hingga 20% pada Oktober. Selain itu, di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagian masyarakat masih percaya melakukan jual beli di bulan Syuro memiliki pengaruh tidak baik.

Masykur mengatakan konsumen segmen skutik yang mayoritas kalangan ekonomi menengah, terkena dampak langsung dari isu kenaikan harga bahan bakar dan pengaruh turunnya harga komoditas.

“Konsumen segmen skutik yang paling terdampak. Selain karena paling besar konsumennya. Di kelas motor yang lebih premium konsumen cenderung tak terpengaruh isu kenaikan harga bahan bakar. Dolar AS pun masih Rp12.000 per US$1, optimisme pasar belum terlihat,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/11).

Menurut Masykur, target yang dipatok AISI 8 juta unit tahun ini masih bisa dicapai tapi tidak mudah. Asalkan pemerintah segera mungkin memastikan kenaikan harga bahan bakar. Sehingga pasar cenderung cepat memutuskan untuk melakukan transakasi.

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan hal senada dengan Masykur. Menurutnya, segmen skutik memang memiliki kontribusi besar terhadap penjualan sepeda motor domestik. Akan tetapi penurunan di segmen tersebut yang paling tinggi tidak akan mempengaruhi target total penjualan yang dipatok AISI  pada 2014.

Pada 2014 kontribusiskutik akan bertahan pada kisaran 66% dari total distribusi pasar sepeda motor. Sebagai gambaran pada 2013 total distribusi sepeda motor nasional berjumlah 7.771.014 unit. Kontribusi skutik mencapai 63,02% dari total distribusi sepeda motor Nusantara atau setara 4.897.668 unit.

“Terkait penurunan ini kami tidak mengamati per segmen. Tapi memang skutik menjadi kontributor terbesar dan terus tumbuh. Untuk target, saya rasa tidak akan terganggu karena penurunan skutik terbesar. Katakanlah pasar pada dua bulan terakhir di rata-rata 650.000 target 8 juta masih tercapai,” kata Sigit.

Yohan Yahya, General Manager and Sales Roda Dua PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, penurunan skutik ada kemungkinan terdorong pergerakan di segmen sport. Ada konsumen kelas ekonomi menengah sebagai pasar skutik yang rela mendapat sepeda motor sport meskipun harganya lebih tinggi.

Maklum saja, akhir-akhir ini beberapa agen pemegang merek (APM) gencar memasarkan dan mengeluarkan produk baru di segmen sport. Hal ini menandakan pasar dan ekonomi bertumbuh di tengah tantangan fluktuasi makro ekonomi dalam negeri.

“Ada kecenderungan konsumen ekonomi menengah memilih segmen sport karena semakin kompetitif. Tapi skutik tinggal menunggu waktu, tetap akan diminati dan bertahan namun di sisi lain bebek berkurang,” ujar Yohan.

Thomas Wijaya, Deputy Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM) mengamini, penurunan terjadi karena masyarakat konsumen skutik di kelas ekonomi menengah cenderung menahan pembelian karena isu kenaikan bahan bakar.

Dia menyebut pasar akan sedikit terkoreksi, namun tetap memungkinkan mencapai 8 juta unit. “Total pasar bisa terkoreksi, awalnya kami melihat pasar tahun ini di kisaran 8 juta - 8,2 juta unit. Tapi dengan penurunan pasar, apa lagi skutik kuantitasnya paling banyak total pasar tahun ini di kisaran 7,8 juta - 8 juta unit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper