Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Otomotif: Kondisi Ekonomi Berpotensi Buat Penjualan Merosot

Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengatakan, tantangan ekonomi yang dihadapi pasar otomotif dapat menurunkan penjualan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengatakan, tantangan ekonomi yang dihadapi pasar otomotif dapat menurunkan penjualan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan, pada 2014 penjualan otomotif di Tanah Air bisa mencapai 1,25 juta. Target tersebut naik sedikit dari tahun lalu yang mencapai 1,229 juta unit.

Pelaku bisnis otomotif melihat pasar berbagai segmen memang turun pada 2014.

Hingga akhir tahun ini, segmen kendaraan komersial diprediksi turun hingga 14%.

Segmen penyumbang penjualan mobil terbesar yaitu multi purpose vehicle (MPV) pun ikut merosot.

Pada periode Januari-Agustus 2013, jumlah penjualan low, medium, serta upper MPV mencapai 350.737 unit.

Periode yang sama tahun ini hanya 322.903 unit.

Padahal, pada 2014 tidak sedikit kendaraan baru di segmen tersebut diluncurkan.

Penurunan pasar terjadi pula pada kendaraan segmen sport utility vehicle (SUV).

Periode Januari-Agustus 2013 terjual 87.776 unit di semua jenis. Pada periode yang sama 2014 hanya 74.218 unit penjualan.   

“Hingga bulan delapan memang pasar plus 2% dari tahun lalu. Trennya naik lalu menurun pada awal semester II. Jika tren turun ini berlanjut, tentunya ada koreksi pasar. Mungkin bisa di bawah 1,2 juta kalau tren penurunan terus berlanjut, karena baru satu dua bula ini turun.  Karena LCGC jadi bertahan,” kata Jonfis, Minggu (21/9).

Jonfis menyatakan, bulan September merupakan waktu yang tepat bagi konsumen membeli kendaraan.

Pasalnya, pada Oktober pasar oomotif kembali dibayangi kenaikan pajak progresif dan harga bahan bakar.

“Tapi menurut saya lebih baik beli kendaraan sekarang. Pajak progresif akan naik,kemudian BBM akan naik juga yang menyebabkan inflasi. Tekanan terhadap rupiah makin besar. Harga mobil akan naik juga. Kalau konsumen mau beli lebih baik sekarang, kalau nanti selisih harganya bisa jauh,” ucap Jonfis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper