Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi MEA Segmen Sedan Masih Lemah

Menghadapi pasar bersama Asean pada 2015 mendatang, industri otomotif Indonesia dinilai pelaku usaha masih lemah di segmen sedan. Sebabnya, produksi maupun konsumsi kendaraan sedan dalam negeri masih kecil
Sedan Etios/Indiancarbikes.in
Sedan Etios/Indiancarbikes.in

Bisnis.com, JAKARTA—Menghadapi pasar bersama Asean pada 2015 mendatang, industri otomotif Indonesia dinilai pelaku usaha masih lemah di segmen sedan. Sebabnya, produksi maupun konsumsi kendaraan sedan dalam negeri masih kecil.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, dari total pasar otomotif nasional, jumlah sedan yang terjual di tataran wholesales hanya di kisaran plus minus 3% saja.  Rata-rata penjualan sedan di dalam negeri selama 5 tahun terakhir (pada 2009 – 2013) bertengger di kisaran 30.000 unit per tahun.

Sayangnya dari kebutuhan yang ada hanya 13,3% yang dipenuhi dari kegiatan produksi lokal atau setara 4.000 unit, selebihnya impor. Gaikindo mencatat, pada 2013 penjualan sedan mencapai 34.639 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 13.171 unit merupakan Taxi. Pada tahun itu penjualan otomotif nasional mencapai 1.229.904 unit 

Pada periode Januari-Juli 2014, jumlah sedan yang terjual baru 14.379 unit. Sebanyak 5.185 unit diantaranya adalah Taxi. Sedangkan pasar otomotif Nusantara pada periode yang sama mencapai 733.716 unit.

Seperti yang diberitakan Bisnis (12/9/2014) pelaku bisnis otomotif mengaku siap menghadapi pasar terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Di sisi lain, pebisnis otomotif masih khawatir lamahnya otomotif Tanah Air di segmen sedan.

Lemahnya industri dan pasar otomotif di segmen tersebut tak lepas dari pajak kendaraan di segmen sedan yang relatif lebih tinggi dari kendaraan di segmen lain. Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2013 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM menetapkan pajak terendah sebesar 30% untuk sedan dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke bawah.

Pajak tertinggi dikenai untuk sedan bermesin bensin di atas 3.000 cc dan diesel 2.500 cc sebesar 75%. Selain itu, karakteristik masyarakat di Indonesia yang kurang menyukai kendaraan berkapasitas penumpang lebih sedikit turut mempengaruhi pasar segmen sedan.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengamini hal tersebut. Dirinya mengatakan kepada Bisnis, dalam menghadapi MEA industri otomotif Indonesia cenderung kuat di segmen multi purpose vehicle (MPV), sport utility vehicle (SUV), serta compact car seperti segmen Hatchback, namun tidak demikian di segmen sedan.

“Yang belum siap terutama sedan walaupun Toyota Vios dan Limo untuk taxi sudah produksi dalam negeri. Di kelas sedan di Indonesia menurut saya itu kecil. Bukan segmen tersebut tidak usah dipikirkan, tapi kita besar di MPV, SUV dan compact car relatif lebih kuat,” tuturnya, Minggu (14/9).

Menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto, dalam menghadapi pasar bebas khususnya MEA, industri otomotif harus pula menjadi basis produksi sedan. Pasalnya, pasar otomotif di luar negeri cenderung besar di segmen sedan.

Jongkie menjelaskan untuk menjadi basis produksi sedan, pasar otomotif segmen sedan di Tanah Air harus digenjot terlebih dahulu. Untuk itu, selayaknya pemerintah memberikan kelonggaran pajak kendaraan di segmen ini.

“Permintaan ekspor terbesar sebenarnya bukan MPV tapi sedan. Kita harus rubah tidak hanya basis produksi MPV tapi juga sedan. Pajak untuk segmen sedan harus ditekan, harus diturunkan,” ujar Jongkie kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Sehingga, Jongkie melanjutkan, kelak Indonesia bisa menonjolkan semua segmen otomotif di tataran ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper