Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Otomotif Akui Siap Hadapi MEA

Pebisnis otomotif di Indonesia akui siap hadapi pasar bersama Asean pada 2015 mendatang. Pebisnis ortomotif menilai pertumbuhan otomotif saat ini, juga raihan ekspor bisa dikatakan sebagai indikatornya
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pebisnis otomotif di Indonesia akui siap hadapi pasar bersama Asean pada 2015 mendatang. Pebisnis ortomotif menilai pertumbuhan otomotif saat ini, juga raihan ekspor bisa dikatakan sebagai indikatornya.

Dari informasi yang dihimpun Bisnis, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi penjualan otomotif di tataran wholasales pada 2014 akan meningkat menjadi 1,25 juta unit dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.229.904 unit. Jumlahnya diprediksi bertumbuh lagi pada 2015.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyatakan bahwa ekspor otomotif pada 2014 akan mencapai 300 ribu unit. Raihan ekspor mobil pada 2014 tersebut melampaui target pemerintah sebanyak 260.000 unit.

Menurut Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil produksi dalam negeri yang sudah di ekspor ke berbagai negara termasuk di kawasan Asia Tenggara, menggambarkan industri otomotif Indonesia sudah mampu bersaing di ajang pasar bersama Asean (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA).

“Produk dan kapasitas produksi otomotif negara kita sudah siap. Kita sudah ekspor ke mana-mana, termasuk negara Asean. Itu mencerminkan Indonesia bisa bersaing di pasar internasional. Jadi, untuk MEA kami sudah siap,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/9/2014).

Pernyataan Jongkie diamini koleganya, Sekertaris Umum Gaikindo Noegardjito. Menurut Noegardjito, dengan kapasitas produksi mobil mencapai 1.998.000 unit per tahun di luar lembur, industri otomotif Tanah Air siap bertarung di kancah MEA.

Selain itu, kata Noegardjito, sejak Januari 2010 negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah menerapkan free trade area. Sehingga, industri otomotif sudah tidak akan “kaget” menghadapi tantangan MEA.

Meski demikian, Noegardjito mengatakan, industri otomotif Nusantara masih lemah karena sokongan industri komponen yang belum memadai. Saingan utama negeri Garuda di ajang MEA dalam hal otomotif adalah Thailand.

Noegardjito menyatakan, jika ingin mengungguli negeri Gajah Putih, setidaknya kapasitas produksi mobil dan jumlah pabrikan komponen bisa menyamai Thailand. Pasalnya, industri otomotif dinilai kuat jika didukung pula dengan industri komponen yang mumpuni.

Dengan kapasitas produksi per tahun yang dikatakan Noegardjito, Indonesia hanya memiliki 200 perusahaan komponen. Sedangkan Thailand dengan kapasitas produksi mencapai 2,4 juta per tahun, ditopang dengan 2.400 lebih industri komponen.

“Komponen impor harganya akan tergantung nilai tukar uang. Kalau dolar naik kami repot, harga mobil kita tidak kompetitif. Industri otomotif akan bagus, karena struktur industrinya kuat. Ditopang dengan industri komponen yang memadai,” katanya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper