Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR TRUK 2014 Diprediksi Turun Hingga 15%

Pasar truk Indonesia pada 2014 diprediksi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan otomotif yang diperkirakan hingga 1,25 juta unit.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar truk Indonesia pada 2014 diprediksi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan otomotif yang diperkirakan hingga 1,25 juta unit.

Penjualan truk nasional akan merosot hingga 15% dibandingan dengan tahun lalu.

Para pelaku bisnis otomotif nasional menilai, meski pasar otomotif nasional 2014 diprediksi meningkat sekitar 5% dari tahun lalu, pasar truk tidak akan terimbas. Pada 2013, pasar otomotif Tanah Air mencapai 1.229.904 unit.

Pebisnis otomotif setidaknya melihat dua hal utama yang mempengaruhi penurunan pasar truk. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia disinyalir berpengaruh terhadap lesunya pasar komoditas baik pertanian maupun perkebunan, serta barang tambang.

Selain itu, keadaan ekonomi Tanah Air yang terimbas iklim politik akibat pemilu dirasa ikut berpengaruh.  

“Secara keseluruhan pasar truk pada 2014 akan turun hingga 15%, dari tahun lalu. Karena perlambatan ekonomi dunia yang berpengaruh sama barang komoditas baik perkebunan juga pertanian. Sektor tambang pun ikut slow down,” ujar Yohannes Nangoi, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) kepada Bisnis, Senin (25/8).

Menurut Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito, truk sebagai kendaran komersial memiliki pasar yang lebih sensitif dari passanger car. Padahal kendaraan segmen truk memilik ceruk bisnis yang menjanjikan.

“Pasar truk sangat sensitif. Karena bergantung pada kegiatan ekonomi,” tuturnya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Merujuk data Gaikindo, terjadi penurunan kinerja penjualan truk sepanjang semester I/2014 mencapai 12%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada semester I/2013 angka penjualan truk nasional mencapai 69.924 unit, sedangkan periode yang sama tahun ini hanya 61.620 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper