Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JOHNNY DARMAWAN Tinggalkan Kursi Presdir TAM, Ini Rencana Bisnis Barunya

Johnny Darmawan resmi pensiun dari kursi presiden direktur di PT Toyota Astra Motor (TAM) pada bulan ini. Tetapi, rupanya ia tak bermaksud benar-benar lenyap dari tubuh grup Toyota Indonesia.
Johnny Darmawan/Reuters-Beawiharta
Johnny Darmawan/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA—Johnny Darmawan resmi pensiun dari kursi presiden direktur di PT Toyota Astra Motor (TAM) pada bulan ini. Tetapi, rupanya ia tak bermaksud benar-benar lenyap dari tubuh grup Toyota Indonesia.

“Saya tidak [benar-benar] pergi, sepertinya masih di Toyota hanya saja lebih sebagai advisor. Saya harus pensiun demi regenerasi dan harus tahu diri sekarang ini sudah 62 tahun,” katanya kepada Bisnis,baru-baru ini.

Johnny menegaskan berhentinya kiprah karir di Toyota dilakukan secara baik-baik. Bahkan, sebetulnya prinsipal pusat, Toyota Motor Corporation (TMC), ingin dirinnya tetap memimpin bisnis di Negeri Garuda ini.

Dia mengaku belum memutuskan jelas ke mana kaki akan melangkah selanjutnya. Banyak tawaran dari berbagai pihak untuk bergabung dengan bisnis mereka. Tapi, Johnny juga punya rencana untuk membangun perusahaan sendiri.

“Membuat perusahaan sendiri lebih susah. Tapi, di usia 62 tahun ini masih banyak yang bisa saya karyakan tapi mungkin tak seperti 22 tahun kemarin, bekerja dari pagi sampai malam bahkan Sabtu dan Minggu juga masih beraktivitas,” ucap pria kelahiran Jakarta, 1 Agustus 1952 itu.

Sebetulnya, Johnny Darmawan tak memiliki latar belakang keilmuan maupun pengalaman di bidang otomotif. Tetapi, menurutnya, hal semacam ini bukan kendala selama memiliki semangat belajar dan sejak awal harus menyadari tak ada manusia yang sempurna.

Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan orang lain alias tak bisa bekerja sendirian. Setelah seluruh daya upaya dikerahkan haruslah diserahkan dalam doa, ini yang dilakukan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti tersebut selama memimpin TAM.

“Utamanya, kita harus memikirkan konsep ke depan kemudian mencari tim yang solid, selanjutnya membuat sekaligus membenahi sistem kerja yang ada. Dulu saya menginginkan Toyota menjadi nomor 1 di Indonesia dan memiliki marketshare terbesar,” ucap Johnny.

Memilih awak tim tak berarti mencari orang-orang yang super pintar.

Tim ini cukup dengan menempatkan orang-orang yang tepat untuk posisi yang sesuai.

Misalnya, mereka yang ada di bagian penjualan memang harus piawai memasarkan produk.

Semua ini tetap dibarengi dengan pelatihan alias training secara berkesinambungan, ujar Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper