Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM Mobil Murah: Pebisnis Industri Sepeda Motor Angkat Bicara

Pelaku bisnis industri sepeda motor menolak jika kuda besi dianggap lebih membebani kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ketimbang kendaraan bermotor roda 4.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku bisnis industri sepeda motor menolak jika kuda besi dianggap lebih membebani kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ketimbang kendaraan bermotor roda 4.

Kendati penjualannya melampaui 7 juta unit per tahun tetap saja jarak tempuh per liter bensinnya lebih hemat dari mobil.

Kepala Bidang Niaga Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala juga menilai selisih efisiensi bensin antara skuter matik (skutik) dengan motor bebek tak jauh. “Skutik seliter berbanding sekitar 45 kilometer, underbone bisa sampai 55 kilometer,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan ini.

Perlu diketahui, jatah penyaluran BBM bersubsidi melalui PT Pertamina (Persero) sepanjang tahun ini 48 juta kiloliter. Realisasi tahun lalu 3,5% di bawah kuota 47,89 juta kiloliter atau setara 46,25 juta kiloliter.

AISI tak mau memberi penilaian mana yang lebih menguras jatah BBM subsidi di antara sepeda motor dan mobil. Yang pasti, populasi kedua jenis kendaraan pribadi ini diyakini akan berkurang jika tersedia sarana transportasi publik yang terbukti mampu memudahkan mobilitas masyarakat.

“Saya tak mau lihat mana yang lebih boros. Tapi, kalau pemerintah bisa menyediakan alat transportasi hemat bahan bakar, nyaman, dan tepat waktu pasti pertumbuhan penjualan mobil maupun motor akan terhambat,” ucap Sigit.

AISI mengakui besarnya pasar sepeda motor Indonesia dibandingkan dengan negara anggota Asean lain. Selama Januari – Februari 2014, penjualan kuda besi di dalam negeri mencapai 1.254.469 unit. Pada tahun ini diproyeksi penjualan domestik bakal menyentuh kisaran 7,7 juta unit – 8 juta unit.

Di samping itu, asosiasi tak setuju pengendalian konsumsi bahan bakar bersubsidi ditempuh melalui pembatasan jatah tenggak untuk motor. Sebab, umumnya sepeda motor dipakai masyarakat kelas menengah bawah. Pembatasan konsumsi bensin subsidi bisa-bisa semakin menekan daya beli mereka.

“Solusinya ya perbaikan angkutan massal. Pertumbuhan penjualan motor yang tinggi ini tercipta karena masyarakat butuh alat transportasi publik. Sekarang, alat transportasi paling irit ya motor,” ucap pria yang juga menjabat CEO PT Astra International Tbk. – Honda Sales Operation.

Perbandingan serapan Premium oleh mobil dan sepeda motor awalnya dikemukakan kalangan agen tunggal pemegang merek mobil. Hal ini terkait dengan perdebatan soal potensi bengkaknya kuota BBM subsidi gegara mobil hemat bahan bakar dengan harga terjangkau (low cost and green car/LCGC).

“Walau LCGC pakai BBM subsidi sekalipun dampaknya [tak merugikan] kuota BBM subsidi [karena lebih irit daripada tipe mobil lain]. Soal pembengkakan Premium, sepeda motor itu lebih boros dong,” ujar Presiden Komisaris PT Indomobil Suzuki Internasional Soebronto Laras kepada Bisnis, secara terpisah.

Menurutnya, dengan penguasaan lebih dari 60% terhadap total pasar sepeda motor Indonesia, skutik berpeluang lebih boros dalam mengonsumsi bensin subsidi. Sebab, kuda besi ini menghabiskan bahan bakar lebih banyak ketimbang motor bebak (underbone).

Sepanjang tahun lalu, dengan total penjualan sepeda motor 7,8 juta unit, 63% di antaranya adalah skuter matik setara 4,9 juta unit. Sedangkan underbone hanya berkontribusi 22,8% sama dengan 1,8 juta unit, dan motor sport 1,1 juta unit atau 14,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper